Nama: Lydia Jasmine Fauzia
Kelas: 1TB03
NPM: 24316154
JAKARTA, (PR).- Bencana banjir bandang yang terjadi di Kab. Garut menjadi salah satu potret buruknya pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk, Jawa Barat. DAS Cimanuk sudah tergolong kritis sejak 1984 dan kondisinya semakin rusak akibat intervensi manusia yang makin masif merusak DAS. Dampaknya, banjir bandang dan longsor menelan korban dan kerugian pun terjadi
Peneliti Utama Hidrologi dan Pengelolaan DAS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, peningkatan banjir dan longsor ini tidak lepas dari faktor alam dan manusia. Faktor alam, pengaruh perubahan iklim global yang menyebabkan dapur massa uap air bertambah sehingga menjadikan cuaca ekstrem sering terjadi.
“Faktor manusia, degradasi lingkungan dan tingginya kerentanan sehingga risiko bencana juga meningkat. Faktor manusia ini yang lebih dominan menyebabkan banjir dan longsor dibandingkan alam. Banjir dan longsor sesungguhnya tidak lepas dari imbas kerusakan DAS,” kata Sutopo di Jakarta, Jumat 23 September 2016.
Dia mencatat, saat ini, 118 DAS dari 450 DAS di Indonesia dalam kondisi kritis. Pada 1984 hanya terdapat 22 DAS, 1994 menjadi 39 DAS, 1998 menjadi 42 DAS, 200 menjadi 58 DAS, 2002 menjadi 60 DAS, dan 2007 sekitar 80 DAS yang rusak super kritis dan kritis. ...
berita selengkapnya pada: http://www.pikiran.rakyat.com/nasional/2016/09/23/banjir-dan-longsor-akibat-buruknya-pengelolaan-das-380635
Permaslahan yang di bahas dalam artikel di atas merupakan salah satu contoh permasalahan sosial yang sebenarnya dapat dihindari, salah satunya dengan tidak mendirikan pemukiman di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), namun karena kurangnya lahan tempat tinggal yang tersedia pada akhirnya menyebabkan daerah sekitar aliran sungai yang seharusnya steril menjadi penuh dengan pemukiman. Dalam hal ini kerja sama antara seluruh komponen masyarakat dan pemerintah sangatlah diperlukan. Pemerintah perlu mengadakan pendekatan pada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga daerah aliran sungai sehingga kerusakan DAS dapat diminimalisir.
Kemudian apakah pengertian dari permasalah sosial itu sendiri? Menurut Soerjono Soekanto “permasalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat”. Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai definisi permasalahan sosial yang dapat kita temukan pada buku atau pun internet, namun pada dasarnya semua definisi tersebut mengarah pada satu pokok yang sama.Yaitu, permasalahan sosial adalah kejadian atau fenomena yang muncul karena adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan manusia yang lain baik secara individual maupun kelompok yang menyebabkan timbulnya ketidak sesuaian di dalam masyarakat.
Permasalahan sosial sendiri dapat terjadi karena adanya berbagai faktor, diantaranya karena faktor ekonomi, biologis, psikologis, dan kebudayaan setempat. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan pergesekan antara masyarakat karena antara masyarakat yang satu dengan yang lain pastilah memiliki norma dan tingkat toleransi yang berbeda-beda.
a. Faktor Ekonomi
Masalah dalam ekonomi biasanya berupa masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Dalam masalah ini biasanya yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Jika masyarakat mengalami permasalahan ini akan mengakibatkan sangat rentannya anggota masyarakat untuk melakukan tindakan kriminalitas dan kekurangan ekonomi dapat dijadikan suatu alasan atau pembenaran dalam melakukan tindakan tersebut. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai acuan maju atau tidaknya suatu negara serta faktor ekonomi dapat mempengaruhi masalah sosial pada aspek psikologis dan biologis masyarakat.
b. Faktor Biologis
Selanjutnya adalah faktor biologis, faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi. Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit, untuk solusinya mungkin pada saat ini dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi pengetahuan tentang pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
c. Faktor Psikologis
Selain faktor diatas ada juga faktor psikologis, masalah seperti ini dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat juga muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan stress lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
d. Faktor Kebudayaan Setempat
Faktor ini maksudnya kebudayaan yang semakin berkembang pada masyarakat akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial. Misalnya seperti pernikahan pada usia dini, kawin-ceraii, kenakalan pada remaja dan lain-lain atau seperti saat ini negara kita sedang terus menerus dimasuki budaya asing.Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya. Dengan mempelajari atau mendalami pendidikan agama mungkin dapat mencegah, menyadarkan ataupun menyaring budaya asing yang masuk.
Permasalahan sosial pun memiliki ukuran atau kriteria untuk menentukan hal mana yang termasuk ke dalam permasalahan sosial, yaitu sebagai berikut.
a. Kriteria utama
Unsur utama dari permasalahan sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Maksudnya adalah adanya ketidakcocokan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan yang telah terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup dan tingkat perbedaan pada setiap masyarakat pastilah berbeda tergantung dari nilai-nilai dan norma yang mereka anut berssama.
b. Sumber masalah sosial
Permasalahan sosial tidak hanya muncul dari kondisi-kondisi atau proses-proses sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam, misalnya gempa bumi, kemarau panjang, banjir, dan lain-lain.
c. Penetapan masalah sosial
Penetapan tentang hal yang menjadi permasalahan sosial biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil individu yang memiliki wewenang.
d. Permasalahan sosial nyata dan laten
Permasalahan sosial nyata adalah permasalahan sosial yang diakui keberadaannya oleh masyarakat dan mampu untuk diselesaikan atau dihilangkan. Sedangkan permasalahan sosial laten adalah permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat namun keberadaannya tidak diakui oleh masyarakat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa permasalahan sosial yang terjadi di masing-masing masyarakat tentu memiliki perbedaan dan tingkatannya masing-masing. Permasalahan sosial yang terjadi di suatu kelompok masyarakat belum tentu menjadi permasalahan sosial pula bagi kelompok masyarakat yang lain. Maka dari itu solusi yang dapat dilakukan pun akan berbeda-beda.
Referensi:
http://www.pikiran.rakyat.com/nasional/2016/09/23/banjir-dan-longsor-akibat-buruknya-pengelolaan-das-380635
Idianto Muin. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-dan-bentuk-masalah-sosial-menurut-para-ahli.html
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-masalah-sosial-dan-contohnya-maupun-penyebabnya.html
Rabu, 28 September 2016
Home »
» PERMASALAHAN SOSIAL : Banjir dan Longsor Akibat Buruknya Pengelolaan DAS
0 komentar:
Posting Komentar