PERMASALAHAN SOSIAL :
KESENJANGAN FASILITAS SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDALAMAN
Permasalahan sosial adalah suatu masalah yang berhubungan dengan
nilai-nilai sosial. Mengapa dapat dikatakan sebagai masalah sosial, karena
berkaitan dengan gejala-gejala yang mengganggu ketentraman di dalam masyarakat.
Menurut Martin S. Weinberg masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan
sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang
cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk
mengubah situasi tersebut. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor,
antara lain adalah faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis.
Di wilayah ini dan
umumnya di hulu Bat Silaoinan (DAS
Silaoinan) belum ada lembaga pendidikan. Banyak anak-anak yang setara usia SMP
tidak bisa membaca dan menulis. Bahkan beberapa orang dewasa masih ada yang
buta huruf. Kenyataan ini akhirnya menggerakkan para orangtua di Silaoinan Hulu untuk mendirikan kelompok
belajar untuk anak-anak mereka, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Uma (rumah adat) yang menjadi tempat
tinggal Aman Saba.
Dalam
Perkembangannya, mereka menamakan kelompok belajar ini Sekolah Hutan Sangong.
Dengan adanya sekolah ini, para orang tua berharap anak-anaknya terbebas dari
buta huruf dan dapat membaca, menulis dan berhitung. Pengajar Sekolah Hutan
Sangong berasal dari relawan YCM Mentawai, orang tuapun juga ikut ambil peran
sebagai guru. Generasi para orang tua banyak yang bisa membaca dan menulis,
karena pada masa anak-anak mereka tinggal di Saliguma (desa induk) yang
tersedia fasilitas sekolah dasar.
Berawal dari
keprihatinan kondisi tersebut, saya menghimbau untuk kami para calon arsitek
dan para arsitek tentunya, untuk dapat berkontribusi dalam membangun tempat, akomodasi
dan akses yang layak untuk para murid dan pegajar khususnya di sekolah-sekolah
yang belum terjamah sepenuhnya oleh pemerintah. Setidaknya mereka mendapatkan
perilakuan yang sama dengan anak-anak yang bersekolah di perkotaan, seperti
akses yang mudah menuju sekolah, sekolah yang nyaman, aman dan kondusif untuk
mereka menimba ilmu. Tentu hal itu dapat menunjang pembelajaran di
sekolah-sekolah pedalaman, karena anak-anak tidak perlu memikirkan akses yang
penuh tantangan menuju sekolah, ketahanan bangunan sekolah yang bisa saja
sewaktu-waktu menimpa mereka.
Dan tentunya hasil
dari semua perhatian kita terhadap dunia pendidikan di sekolah-sekolah
pedalaman tentunya akan membawa hasil yang baik untuk bangsa Indonesia
kedepannya. Semoga dalam waktu kurang dari 15 tahun, perhatian kita ini dapat
mengurangi jumlah anak-anak Indonesia yang buta huruf, dapat bersaing dengan
pelajar-pelajar lain, dan dapat menjadi pemimpin di Indonesia dan
Internasional.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar