Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa
setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan
Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta
terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini
terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78
kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. DI Yogyakarta memiliki kebudayaan yang
berupa suku, bahasa, rumah adat, pakaian adat, alat musik tradisional, tari-tarian, dan senjata tradisional.
1. Suku Jawa
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang
berdiam di negara Indonesia. Suku Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat
yang sangat kental. Adat istiadat Suku Jawa masih sering digunakan dalam
berbagai kegiatan masyarakat. Mulai masa-masa kehamilan hingga kematian. Di
dalam hal ini di manapun Suku Jawa berada akan selalu dilaksanakan dan di
jadkan Ugeman atau Pathokan dalam kehidupannya.
Suku jawa diidentikkan dengan berbagai sikap sopan,
segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-langsung, menjaga
etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataan maupun objek yang
diajak berbicara. Dalam keseharian sifat Andap Asor terhadap yang lebih tua
akan lebih di utamakan, Bahasa Jawa adalah bahasa berstrata, memiliki berbagai
tingkatan yang disesuaikan dengan objek yang diajak bicara.
Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan
perasaan. Menampik tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun
sikap yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan disuguhi hidangan. Karakter khas
seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilahkan untuk mencicipi, bahkan
terkadang sikap sungkan mampu melawan kehendak atau keinginan hati.
Ciri khas Narimo ing pandum adalah salah satu
konsep hidup yang dianut oleh Orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup
yang serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Orang
Jawa memang menyakini bahwa kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dapat
ditentang begitu saja.
Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah
sesuai dengan kehendak sang pengatur hidup. Kita tidak dapat mengelak, apalagi
melawan semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehidupan. Dan, nasib
kehidupan adalah rahasia Tuhan, kita sebagai makhluk hidup tidak dapat
mengelak. Orang Jawa memahami betul kondisi tersebut sehingga mereka yakin
bahwa Tuhan telah mengatur segalanya.
Pola kehidupan orang jawa memang unik. Jika kita
mencoba untuk menelusuri pola hidup orang jawa, maka ada banyak nilai positif
yang kita dapatkan. Bagi orang jawa, Tuhan telah mengatur jatah penghidupan
bagi semua makhluk hidupnya, termasuk manusia. Setiap hari kita melihat banyak
orang yang keluar rumah, seperti juga, banyak burung yang keluar sarang untuk
mencari penghidupan. Pagi mereka keluar rumah dan sore pulang dengan kondisi
yang lebih baik.
2. Rumah Adat DI Yogyakarta
Rumah adat Daerah Istimewa Yogyakarta dinamakan
Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan Pendopo. Halamannya
sangat luas, ditumbuhi tanaman dan dilengkapi beberapa sangkar burung. Di depan
Bangsal Kencono terdapat dua patung dari Gupolo, sang raksasa yang memegang
gada (sejenis alat pemukul).
3. Pakaian Adat DI Yogyakarta
Busana untuk anak
laki-laki model kencongan terdiri dari kain batik yang dikenakan dengan model
kencongan, baju surjan, lonthong tritik, ikat pinggang berupa kamus songketan
dengan cathok atau timang terbuat dari suwasa (emas berkadar rendah). Sedangkan
busana sehari-hari bagi pria remaja dan dewasa terdiri dari baju surjan, kain
batik dengan wiru di tengah, lonthong tritik, kamus songketan, timang, serta
mengenakan dhestar sebagai tutup kepala.
Busana sabukwala
padintenan dikenakan oleh anak perempuan berusia 3-10 tahun. Rangkaian busana
ini terdiri dari nyamping batik, baju katun, ikat pinggang kamus songketan
bermotif flora atau fauna, memakai lonthong tritik, serta mengenakan cathok
dari perak berbentuk kupu-kupu, burung garuda, atau merak. Perhiasan yang
dikenakan sebagai pelengkap terdiri dari subang, kalung emas dengan liontin
berbentuk mata uang (dinar), gelang berbentuk ular (gligen) atau model sigar
penjalin. Bagi yang berambut panjang disanggul dengan model konde. Kainnya
bermotif parang, ceplok, atau gringsing.
Remaja putri
mengenakan busana yang disebut pinjung. Busana ini dikenakan dengan cara
melipat ujung kain sebelah dalam dibentuk segitiga sebagai penutup dada, yang
panjangnya diukur dari dada sampai di atas pusar. Lipatan kain (wiru) berada di
sebelah kiri, yang menunjukkan status sosial pemakainya sebagai putri Sultan
sampai dengan cicit Sultan. Kelengkapan pinjung padintenan terdiri atas kain
batik, tanpa baju, lonthong tritik, kamus songketan, udhet tritik (semacam
selendang sebagai hiasan pinggang). Sebagai perhiasannya adalah subang, kalung
dinar, gelang, sanggul tekuk polos tanpa hiasan.
Untuk putri yang
sudah dewasa mengenakan busana semekanan dalam kesehariannya. Pengertian kata
semekan berupa kain panjang yang lebarnya separuh dari lebar kain panjang
biasa, berfungsi sebagai penutup dada. Rangkaian busana ini terdiri dari kain
(nyamping) batik, baju kebaya katun, semekan tritik, serta mengenakan perhiasan
berupa subang, gelang, dan cincin, Sanggulnya berbentuk sanggul tekuk polos tanpa
hiasan. Sedangkan busana harian bagi putri raja yang sudah menikah terdiri atas
semekan tritik dengan tengahan, baju kebaya katun, kain batik, sanggul tekuk
polos tanpa hiasan. Perhiasannya berupa subang, cincin, serta sapu tangan
merah.
4. Alat Musik Tradisional DI Yogyakarta
a) Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang
termasuk keluarga balungan.
b) Gamelan
c) Gambang
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri
dari 18 bilah bambu yang dimainkan dengan cara dipukul.
d) Gendang
Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam
gamelan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur
irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang
yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.
Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang
kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga
dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung.
Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
5. Tari- tarian Khas DI Yogyakarta
a) Tari
Serimpi Sangupati, sebuah tarian keraton pada masa lalu disertai suara gamelan
dengan gerak tari yang lembut dan menawan hati.
b) Tari
Bedaya, merupakan tarian keraton yang ditarikan oleh 9 putri dengan irama yang
lemah gemulai dan lembut.
c) Tari
Beksan Nirbaya, diilhami bentuk kesenian "Edan-edanan" salah satu
bagian dari upacara keraton Yogya yang berfungsi sebagai "penolak bala".
Bentuk ini diangkat menjadi seni pertunjukan, yang mendapat stilirasi , tanpa
meninggalkan esensi dan karakter geraknya yang unik.
d) Tari
Beksan Lawung Ageng, suatu tari yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
I, sebagai sarana untuk memupuk semangat para jiwa prajurit.
6. Senjata Tradisional DI Yogyakarta
1. Di Yogyakarta keris merupakan senjata
tradisional yang paling terkenal. Keris-keris itu diberi pula gelar-gelar
kehormatan seperti "Kanjeng Kyai Kpek" dan sebagainya.
Selain keris terdapat pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi gelar kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng Megatruh"."Kyai Plered" mempunyai sejarah tersendiri, karena Untung Suropati berhasil menewaskan opsir Belanda Kapten Tack dengan menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak ini dianggap keramat. Ada pula tombak dan keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji artinya dihormati karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat baik-baik dan disimpan pada tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu benda-benda itu dibersihkan dan dimandikan.
Selain keris terdapat pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi gelar kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng Megatruh"."Kyai Plered" mempunyai sejarah tersendiri, karena Untung Suropati berhasil menewaskan opsir Belanda Kapten Tack dengan menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak ini dianggap keramat. Ada pula tombak dan keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji artinya dihormati karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat baik-baik dan disimpan pada tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu benda-benda itu dibersihkan dan dimandikan.
0 komentar:
Posting Komentar