Dinda Jesika
1TB03
22316096
ILMU BUDAYA DASAR, KEBUDAYAAN
JAWA BARAT
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Definisi dari Budaya itu sendiri adalah
suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya,
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
KEBUDAYAAN JAWA BARAT
Di Indonesia terdapat banyak ragam
budaya atau kebudayaan dari masing-masing daerah, salah satunya adalah suku
sunda yang berasal dari Jawa Barat. Kebudayaan
Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia
cukup tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa, kebudayaan Sunda
termasuk kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal
pengenalan terhadap budaya tulis.
Ada beberapa ajaran dalam budaya Sunda
tentang jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah cageur,
bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan
cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi
sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu
dilestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional Sunda adalah Sunda Wiwitan yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam.
Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada beberapa yang tidak
beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditujukan untuk kebaikan di alam semesta.
"Kegemilangan" kebudayaan Sunda di
masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam
perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang
dinamakan kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda yang ideal pun kemudian sering
dikaitkan sebagai kebudayaan raja-raja Sunda atau tokoh yang diidentikkan
dengan raja Sunda. Dalam kaitan ini, jadilah sosok Prabu Siliwangi
dijadikan sebagai tokoh panutan dan kebanggaan urang Sunda karena dimitoskan
sebagai raja Sunda yang berhasil, sekaligus mampu memberikan kesejahteraan
kepada rakyatnya.
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas
tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum
masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut,
religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam
pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi
(mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri
(melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga
keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti
kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan
menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis
dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan
sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
Berikut adalah penjabaran hasil dari
kebudayaan sunda :
a. Sistem Kepercayaan
Hampir semua orang Sunda beragama
Islam hanya sebagian kecil yang tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang
Baduy yang tinggal di Banten. Tetapi ada juga yang beragama Katolik, Kristen,
Hindu, Budha. Praktek-praktek sinkritisme dan mistik masih dilakukan namun pada
dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan
alam semesta.
Keseimbangan magis dipertahankan
dengan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan dengan
kegiatan saling memberi (gotong-royong). Hal yang menari dalam kepercayaan
Sunda adalah lakon pantun Lutung Kasarung yang merupakan salah satu tokoh
budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang tunggal (Guriang Tunggal) yang
menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam untuk memelihara kehidupan manusia
(titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan untuk
mengkomunikasikan kabar baik kepada mereka.
b. Mata Pencaharian
Suku Sunda umumnya hidup bercocok
tanam dan tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang
sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal meningkatkan taraf
hidup, menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1933) di Jawa Barat
terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh
kelangkaan sumber daya manusia untuk itu perlunya pengembangan sumber daya
manusia yang berupa pendidikan, pembinaan dan lain sebagainya untuk mengatasi
kemiskinan tersebut.
c. Kesenian
Suku sunda memiliki snagat banyak kesenian baik itu tari ataupun yang
lainnya. Contohnya adalah Tari Jaipong, Sisingaan, Angklung, Calung, Degung,
Pencak Silat, Wayang Golek, Pencak Silat dan lain-lain. Berikut adalah contoh
dua pembahasan dari kesenian budaya sunda:
1. Tari Jaipong
Tanah Sunda (Priangan) dikenal
memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipong adalah salah satu seni
budaya yang terkenal dari daerah ini. jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya
merupakan tarian yang sudah modern karena merupakan modifikasi atau
pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong
ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula yaitu Degung yang di dalamnya
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kecapi,
dan sebagainya.
2. Wayang Golek
Wayang Golek adalah pementasan
sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang sutradara
yang disebut Dalang. Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai
suara manusia seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik
Degung lengkap dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara
hiburan, pesta pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik,
yaitu pada malam hari (biasanya semalam suntuk) dimulai dari pukul 20.00 atau
pukul 21.00 hingga pukul 04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada
pergulatan antara kebaikan dan kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat)
ceritanya biasanya diilhami oleh budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau
Perang Baratayuda. Tokoh-tokoh dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah
India, dalam Wayang Golek ada tokoh yang sangat dinantikan pementasannya yaitu
kelompok yang dinamakan dengan Purnakawan seperti Dawala dan Cepot. Tokoh-tokoh
ini digemari karena mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu
(seperti pelawak) dan sering memancing gelak tawa penonton karena dalam
memainkan tokoh tersebut seorang Dalang memainkannya dengan variasi yang sangat
menarik.
d. Bahasa
Bahasa yaag digunakan oleh suku ini
adalah bahasa Sunda, Bahasa Sunda adalah bahasa yang diciptakan dan digunakan
sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai alat pengembang serta
pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu, Bahasa Sunda merupakan
bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku Sunda
yang merupakan alah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia.
Daftar Pustaka :
http://melychaerul.blogspot.co.id/2013/03/makalah-kebudayaan-sunda.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://melychaerul.blogspot.co.id/2013/03/makalah-kebudayaan-sunda.html
0 komentar:
Posting Komentar