Kita ketahui Indonesia memiliki beragam suku dan budaya di seluruh wilayahnya, dengan keberagaman budaya ini mejadikan Indonesia sebagai Negara dengan kebudayaan yang sangat kaya dan bertoleransi tinggi antar penduduknya.
Salah satu ragam budaya yang ada di Indonesia adalah kebudayaan orang Minang yang kaya dan unik. adat Minang pada khususnya adalah membentuk individu yang berbudi luhur, manusia yang berbudaya, manusia yang beradab.
Dengan terwujudnya masyarakat beradab akan melahirkan masyarakat yang aman dan dami, serta menjadikan kehidupan yang sejahtera, bahagia dan selalu dalam lindungan Tuhan.
Agar dapat terwujud, beberapa ini merupakan sifat sifat yang ditanamkan kepada masyarakat Minang sejak kecil agar terwujudnya kehidupan yang sejahtera bahagia dan dalam lindungan Tuhan.
a. Hiduik Baraka, baukue jo bajangka artinya hidup berpikir, berukur dan berjangka
Dalam menjalankan hidup dan kehidupan orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya. Berukur dan berjangka artinya harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat.
Kelebihan manusia dari binatang adalah tiga alat vital yang mempunyai kekuatan besar bila dipakai secara tepat dalam menjalankan hidupnya. Ketiga alat tersebut adalah otak, otot dan hati.
Pengertian peningkatan sumber daya manusia tidak lain dari mengupayakan sinergi ketiga kekuatan itu untuk memperbaiki hidup dan kehidupannya.
b. Baso basi - malu jo sopan
Adat Minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yang tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika menjadi salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu Minang.
c. Setia (loyal)
Yang dimaksud dengan setia adalah teguh hati, merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan, cinta kampung halaman, cinta tanah air, dan cinta bangsa. Dari sini pula berawal sikap saling membantu, saling membela dan saling berkorban untuk sesama.
d. Hemat Cermat
Orang tua masyarakat minang selalu mengajarkan anaknya untuk Hemat dan cermat di kehidupannya, hal ini bertujuan agar masyarakat minang tidak menjadi pribadi yang menghambur hamburkan apa yang ada.
e. Waspada
Sifat waspada dan siaga termasuk sifat yang dianjurkan adat Minang, hal ini sangatlah penting karena waspada menjadikan masyarakat Minang selalu siap dan tegas kapanpun dan dimanapun.;
f. Berani karena benar
Islam mengajarkan kita untuk mengamalkan "amal makruf, nahi mungkar" yang artinya menganjurkan orang supaya berbuat baik, dan mencegah orang berbuat kemungkaran.
Menyuruh orang berbuat baik adalah mudah. Tapi melarang orang berbuat mungkar, mengandung resiko sangat tinggi. Bisa-bisa nyawa menjadi taruhan. Untuk bertindak menghadang kemungkaran seperti ini, memerlukan keberanian.
Adat Minang dengan tegas menyatakan bahwa orang Minang harus punya keberanian untuk menegakkan kebenaran. Berani karena benar.
g. Arif bijaksana, tanggap dan sabar
Orang yang arif bijaksana, adalah orang yang dapat memahami pandangan orang lain. Dapat mengerti apa yang tersurat dan yang tersirat. Tanggap artinya mampu menangkis setiap bahaya yang bakal datang. Sabar artinya mampu menerima segala cobaan dengan dada yang lapang dan mampu mencarikan jalan keluar dengan pikiran yang jernih.
h. Rajin
Sifat yang lain yang pantas dipunyai orang Minang menurut adat adalah rajin seperti kata pepatah berikut ini :
Kok duduak marawuik ranjau Kalau duduk meraut ranjau (jebakan)
Tagak maninjau jarah Berdiri mengintai mangsa (berburu)
Nan kayo kuek mancari Ingin kaya ulet mencari (uang)
Nan pandai kuek baraja Ingin pandai rajin belajar
k. Rendah hati
Mungkin lebih dari separoh orang Minang hidup dirantau. Hidup dirantau artinya hidup sebagai minoritas dalam lingkungan mayoritas suku bangsa lain. Mereka yang merantau ke Jakarta, mungkin kurang merasakan sebagai kelompok minoritas.Tapi mereka yang merantau ke Bandung, Semarang, Malaysia, Australia, Eropa, Amerika mereka hidup ditengah-tengah orang lain yang berbudaya lain. Bagaimana perantau Minang harus bersikap ?
Adat Minang memberi pedoman sbb:
Kok manyauak di hilie-hilie Kalau menimba (air) di hilir-hilir
Kok mangecek dibawah-bawah Kalau bicara bersahaja
Tibo dikandang kambiang mangembek Tiba dikandang kambing mengembek
Tibo dikandang kabau manguak Tiba dikandang kabau menguak
Dimano langik dijunjuang Dimana langit dijunjung
Disinan bumi dipijak Disana bumi dipijak
Disitu rantiang di patah Disitu ranting di patah
Ini berarti sebagai perantau yang hidup dalam lingkungan budaya lain, maka kita sebagai kelompok yang minoritas harus tahu diri dan pandai menempatkan diri. Baris pertama diatas tidak berarti kita harus merasa rendah diri, tetapi justru berarti kita orang yang tahu diri sebagai pendatang. Bila dalam beberapa saat kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, malah bisa jadi orang teladan dan tokoh masyarakat dilingkungan baru. Pada saat itu dia tidak perlu lagi "manyauak di hilie-hilie" malah mungkin menjadi "disauakkan dihulu-hulu", didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, diangkat menjadi pemimpin bagaikan penghulu dilingkungannya.
Sumber : http://adat-budaya-minang.blogspot.co.id/2008/01/4-sifat-pribadi-minang.html
0 komentar:
Posting Komentar