NAMA : FAIZAL
TANJUNG
KELAS : 1TB03
NPM : 22316541
Suku
Bugis atau to Ugi’ adalah salah satu yang bermukim di Pulau Sulawesi bagian
selatan. Namun, dalam perkembangannya, saat ini komunitas Bugis telah menyebar
luas ke seluruh Nusantara bahkan keluar negeri. Ugi bukanlah sebuah kata yang
memiliki makna. Tapi merupakan kependekan dari La Satumpugi, nama seorang raja
yang pada masanya menguasai sebagian besar wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
La Satumpugi terkenal baik dan dekat dengan rakyatnya. Rakyatnya pun menyebut
diri mereka To Ugi, yang berarti Orang Ugi. Dalam perjalanannya, seiring
gerakan ke-Indonesiaan, Ugi dibahasa-Indonesiakan menjadi Bugis dan
diidentifikasikan menjadi salah satu suku resmi dalam lingkup negara Republik
Indonesia.
Kebudayaan Suku Bugis
Budaya–budaya Bugis sesungguhnya yang diterapkan dalam kehidupan sehari–hari mengajarkan hal–hal yang berhubungan dengan akhlak sesama, seperti mengucapkan tabe’ (permisi) sambil berbungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang-orang tua yang sedang bercerita, mengucapkan iyé, jika menjawab pertanyaan sebelum mengutarakan alasan, ramah, dan menghargai orang yang lebih tua serta menyayangi yang muda. Inilah di antaranya ajaran–ajaran suku Bugis sesungguhnya yang termuat dalam Lontara‘ yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari–hari oleh masyarakat Bugis.
Budaya–budaya Bugis sesungguhnya yang diterapkan dalam kehidupan sehari–hari mengajarkan hal–hal yang berhubungan dengan akhlak sesama, seperti mengucapkan tabe’ (permisi) sambil berbungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang-orang tua yang sedang bercerita, mengucapkan iyé, jika menjawab pertanyaan sebelum mengutarakan alasan, ramah, dan menghargai orang yang lebih tua serta menyayangi yang muda. Inilah di antaranya ajaran–ajaran suku Bugis sesungguhnya yang termuat dalam Lontara‘ yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari–hari oleh masyarakat Bugis.
Suku
Bugis juga kental dengan adat yang khas adat pernikahan, adat bertamu, adat
bangun rumah, adat bertani, prinsip hidup, dan sebagainya. Meskipun sedikit
banyaknya telah tercampur dengan ajaran Islam. Adat sendiri yang dimiliki Suku
Bugis menandakan satu hal Suku Bugis pada masanya memiliki peradaban yang luar
biasa hebatnya.
Umumnya
rumah orang Bugis berbentuk rumah panggung dari kayu berbentuk segi empat
panjang dengan tiang-tiang yang tinggi memikul lantai dan atap. Konstruksi
rumah dibuat secara lepas-pasang sehingga bisa dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain.
BAHASA DAN LITERATUR
Dalam kesehariannya hingga saat ini orang bugis masih menggunakan bahasa “Ugi” yang merupakan bahasa keluarga besar dari bahasa Austronesia Barat. Selain itu, orang Bugis juga memilikis aksara sendiri yakni aksara lontara yang berasal dari huruf Sansekerta. Bahkan uniknya, logat bahasa Bugis berbeda di setiap wilayahnya; ada yang kasar dan ada yang halus. Bahasa, yang dimiliki Suku Bugis menandakan satu hal Suku Bugis pada masanya memiliki peradaban yang luar biasa hebatnya. Nenek moyang Suku Bugis adalah orang-orang pintar yang mampu menciptakan dan mewariskan ilmu pengetahuan.
Dalam kesehariannya hingga saat ini orang bugis masih menggunakan bahasa “Ugi” yang merupakan bahasa keluarga besar dari bahasa Austronesia Barat. Selain itu, orang Bugis juga memilikis aksara sendiri yakni aksara lontara yang berasal dari huruf Sansekerta. Bahkan uniknya, logat bahasa Bugis berbeda di setiap wilayahnya; ada yang kasar dan ada yang halus. Bahasa, yang dimiliki Suku Bugis menandakan satu hal Suku Bugis pada masanya memiliki peradaban yang luar biasa hebatnya. Nenek moyang Suku Bugis adalah orang-orang pintar yang mampu menciptakan dan mewariskan ilmu pengetahuan.
KESENIAN
Alat
musik
1.
Kacapi (kecapi) Salah satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan
khususnya sukuBugis, Bugis Makassar dan Bugis Mandar. Menurut sejarahnya kecapi
ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai
perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar
perahu.
2.
Sinrili, Alat musik yang mernyerupai biola tetapi biola di mainkan dengan
membaringkan di pundak sedangkan Singrili di mainkan dalam keedaanpemain duduk
dan alat diletakkan tegak di depan pemainnya.
3.
Gendang Musik , perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang
danbundarseperti rebana.
4.
SulingSuling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu:
•
Suling panjang (suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini
telahpunah
•
Suling calabai (Suling ponco),sering dipadukan dengan piola (biola) kecapidan
dimainkan bersama penyanyi
•
Suling dupa samping (musik bambu), musik bambu masih terplihara
didaerahKecamatan Lembang. Biasanya digunakan pada acara karnaval
(barisberbaris) atau acara penjemputan tamu.
Seni Tari
•
Tari pelangi; tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.
•
Tari Paduppa Bosara; tarian yang mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan
tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan
•
Tari Pattennung; tarian adat yang menggambarkan perempuan-perempuan yang sedang
menenun benang menjadi kain. Melambangkan kesabaran danketekunan
perempuan-perempuan Bugis.
•
Tari Pajoge’ dan Tari Anak Masari; tarian ini dilakukan oleh calabai(waria),
namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan dikategorikan telahpunah.
•
Jenis tarian yang lain adalah tari Pangayo, tari Passassa ,tari Pa’galung, dan
Tari Pabbatte (biasanya di gelar padasaat Pesta Panen).
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar