Jumat, 04 November 2016

Fungsi Keluarga dalam Menanggulangi Narkoba dan Golongan Masyarakat



Fungsi Keluarga dalam Menanggulangi Narkoba


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi setiap anggota keluarga.

Keluarga memegang peranan besar dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan anggotanya. Pada artikel kali ini, saya akan membahas peran keluarga menurut fungsi-fungsinya dalam menanggulangi masalah narkoba.

Faktor-faktor pemicu penyalahgunaan narkoba

Berikut adalah factor-faktor yang memicu penyalahgunaan narkoba :
1. Faktor individu
a. Penasaran dan ingin mencoba narkoba tanpa memikirkan akibatnya.
b. Mencari hiburan dan kesenangan instan untuk lari dari masalah dan beban kehidupan.
c. Ketidaktahuan akan dampak dan bahaya narkoba.
d. Salahnya pengertian bahwa penggunaan narkoba sekali tidak akan membuat ketagihan.
e. Tidak mampu menahan tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.
f. Kecanduan rokok dan minuman keras yang berlanjut kepada kecanduan narkoba.
g. Tidak mendapat perhatian dan tidak diterima/disayangi di dalam lingkungan keluarga atau pergaulan.
2. Faktor lingkungan
a. Keluarga yang tidak akur atau broken home.
b. Ada pengguna narkoba dalam keluarga.
c. Pemilihan lingkungan pergaulan atau komunitas masyarakat yang salah.
d. Sering berkunjung ke tempat-tempat yang rentan terhadap peredaran narkoba, seperti diskotik atau klub malam.
e. Memiliki terlalu banyak waktu luang akibat putus sekolah atau pengangguran.
f. Lingkungan keluarga tanpa kasih saying, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai.
g. Orang tua yang tak acuh, serba boleh, dan kurang/tanpa pengawasan.
h. Rendahnya pengawasan sosial.
i. Pendidikan yang terlalu keras kepada anak sehingga memicu anak untuk memberontak dan merenggangkan jarak komunikasi dengan orang tua.
j. Factor ekonomi yang menyulitkan memicu semakin mudahnya mempengaruhi orang untuk masuk dalam bisnis narkoba.

Peran keluarga menurut fungsinya

Berikut peran-peran yang harus dilakukan keluarga untuk menanggulangi masalah narkoba :
1. Fungsi agama
Fungsi agama pada keluarga menyatakan bahwa di keluargalah pendidikan dasar agama ditanamkan. Keluarga mampu menanamkan nilai-nilai agama sejak dini kepada anak agar kedepannya dapat menjadi generasi yang agamis, beriman, dan percaya kepada tuhan yang maha esa, sehingga individu memiliki ketahanan dalam menanggapi goda’an terkait narkoba.
2. Fungsi sosial-budaya
Keluarga wajib memberikan wawasan mengenai aturan-aturan sosial yang baku maupun yang tak baku, serta norma-norma sosial kepada setiap anggotanya. Tidak lupa dengan kebudaan Indonesia yang mengedepankan sopan-santun dan hormat kepada yang lebih tua. Dengan begitu, individu akan mengerti akibat yang akan dia terima dari masyarakat bila menyalahkunakan narkoba.
3. Fungsi psikologis
Keluarga yang akur serta dipenuhi pengertian, perhatian, dan kasih sayang dapat meringankan beban psikologis setiap anggota-anggotanya. Keluarga juga bertanggung jawab untuk menanamkan kecerdasan emosional dan membina pendewasaan kepribadain anggota-anggota mudanya. sehingga meminimalisir terpengaruhnya anggota keluarga untuk mencari kesenangan lain terutama dengan mengkonsumsi narkoba
4. Fungsi keamanan
keluarga yang terjaga keamanannya dengan baik akan menjadi keluarga yang stabil dan memicu hubungan yang sehat, sehingga anggota keluarga tidak akan terjerumus ke lingkungan yang salah.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dengan ekonomi yang stabil akan meringankan beban psikologis anggotanya dan mencegah anggota keluarga untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum demi mendapatkan uang.
6. Fungsi pendidikan
Sebagai unit pendidikan paling dasar, dari pendidikan keluargalah individu cerdas dilahirkan. Keluarga yang mendidik dengan baik dapat menghasilkan anggota keluarga yang lebih cerdas dalam menghadapi dampak dan bahaya narkoba.
7. Fungsi biologis
Keluarga yang melaksanakan fungsi biologisnya dengan baik, seperti pemenuhan kebutuhan gizi keluarga, perawatan kesehatan keluarga, pembesaran anak, dan penghasilan keturunan, dapat memaksimalkan kinerja fungsi-fungsi yang lain dan menekan potensi penyalahgunaan narkoba oleh anggota keluarga.

Di dalam salah satu videonya yang berjudul Why The War on Drugs Is a Huge Failure, channel bernama Kurzgesagt – In a Nutshell berpendapat bahwa memerangi pengedar dan produksi narkoba justru akan meningkatkan harga narkoba tanpa mengurangi permintaan pasar, sehingga akan meningkatkan angka kejahatan dan memicu korupsi. 

Dengan ilustrasi yang menarik, mereka menjelaskan bahwa pada tahun 1980an, Negara Swiss mengalami krisis kesehatan terkait penggunaan heroin, angka pengidap HIV meroket dan kejahatan jalanan mulai menjadi masalah besar. Untuk menangani masalah ini, pemerintah Swiss mencoba strategi baru dengan mencoba mengurangi dampak buruk. 

Mereka membuka pusat perawatan pengidap heroin gratis, dimana pengidap dapat dirawat dan distabilkan. Disini mereka diberikan heroin berkualitas tinggi gratis, jarum suntik gratis, dan memiliki akses ke ruang injeksi diri yang aman, kamar mandi, kamar tidur, dan pengawasan medis. Karyawan kemasyarakatan membantu mereka menemukan tempat tinggal yang layak dan mengatasi permasalahan kehidupan mereka yang lainnya.

Hasilnya adalah angka kejahatan yang berkaitan dengan narkoba jatuh tajam dan dua per tiga pasien mendapat pekerjaan tetap karena sekarang mereka bias focus untuk menjadi lebih baik, dari pada membiayai kecanduan mereka. 

Hari ini, lebih dari 70% pengidap heroin di Swiss menerima perawatan. Infeksi HIV menurun drastis. Kematian karena overdosis heroin menurun 50%. Dan pekerja seks jalanan yang berkaitan dengan narkoba dan tingkat kejahatan lainnya berkurang dengan signifikan.

Di Indonesia, kita dapat mencontoh langkah-langkah penaggulangan narkoba secara lembut diatas dengan mulai melakukan melakukan pendekatan oleh keluarga serta penyelesaian masalah-masalah individu dengan saling gotong-royong sesama anggota keluarga. Dengan begitu, diharapkan masalah narkoba di Indonesia dapat dikurangi dengan lebih efisien.




Golongan Masyarakat


Menurut Peter L. Berger, masyarakat mempunyai definisi, yaitu suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri dari bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.

Masyarakat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Masyarakat sederhana, dengan pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat seperti menangkap ikan di laut, berburu, bertani, berternak, dan menebang pohon. Sedangkan kaum wanita mengerjakan pekerjaan yang lebih ringan seperti mengurus rumah tangga, mengasuh anak, bercocok tanam, merajut, membuat pakaian, dan membersihkan rumah.
2. Masyarakat maju, memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.

Masyarakat maju sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Masyarakat non industry, terdiri dari:
i. Kelompok primer, dengan interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Sikap interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa dan lebih karena kesadaran. Contohnya adalah rukun tetangga, kelompok agama, dan lain-lain.
ii. Kelompok sekunder, dengan antara anggotanya saling berhubungan secara tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, anatara anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan objektif.  Kelompok sekunder ada yang tidak resmi dan ada yang resmi serta memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

b. Masyarakat industry, dengan pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan anatara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industry. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contohnya : tukang makanan, tukang pakaian, ahli mesin, ahli listrik, dan lain-lain.


Lalu bagaimana masyarakat Indonesia? Ada di golongan manakah kita? Dari ciri-ciri setiap golongan diatas, saya berpendapat bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam golongan. Dengan kesenjangan pembangunan yang ada, kita dapat menemukan masyarakat sederhana di wilayah-wilayah terpencil Indonesia. Mereka hidup di desa-desa dengan pembagian pekerjaan berdasarkan jenis kelamin. Lalu kita memiliki masyarakat non industri di antara rukun-rukun tetangga dan kelompok agama. Dan terakhir kita juga memiliki masyarakat industri dengan pembagian kerja yang lebih kompleks di wilayah-wilayah yang lebih maju seperti perkotaan.


Berikut adalah berita yang berkaitan dengan golongan masyarakat :

"Indonesia Berlari dengan Cepat saat Masyarakat di Daerah Maju"
MNC Media



PACITAN – Kondisi masyarakat yang maju dapat membuat Indonesia berlari dengan cepat. Itu terutama bila generasi di daerah maju.
Hal itu seperti diungkapkan Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas, Pacitan, Jawa Timur, Selasa (18/10/2016).
"Indonesia berlari dengan cepat saat masyarakat termasuk generasi muda di daerah maju," kata Hary Tanoe.
Menurutnya, pemerintah harus mendorong generasi muda di daerah agar berkembang dan bisa membangun daerahnya masing-masing.
"Pemerintah berkewajiban memberikan kesempatan untuk generasi muda berkembang di daerahnya," ujarnya.
Jika masyarakat di daerah maju, lanjut Hary Tanoe, mereka akan membangun daerahnya. Saat ini, dari 514 kabupaten/kota, baru belasan yang sudah mapan.
Kepada santri Ponpes Tremas, ayah lima anak itu pun berpesan agar semangat menata masa depan. "Jadilah anak-anak yang rajin, kerja keras, dan pantang menyerah. Bangun masa depan kalian, tidak ada yang tidak mungkin," tuturnya.

Sumber :
https://id-id.facebook.com/notes/9-summers-10-autumns-the-movie/8-fungsi-keluarga/355514067854096/
https://rikaarba.wordpress.com/2012/10/21/keluarga-dan-fungsi-keluarga/
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html
https://www.youtube.com/watch?v=wJUXLqNHCaI (Why The War on Drugs Is a Huge Failure)
https://jauhinarkoba.com/pemicu-terjadinya-penyalahgunaan-narkoba/
http://www.pelangiblog.com/2016/01/5-faktor-utama-penyebab-penyalahgunaan.html
https://andrewjovian18.wordpress.com/2012/10/23/individu-keluarga-dan-masyarakat/
http://setodwiyulianto54.blogspot.co.id/2014/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://news.okezone.com/read/2016/10/19/519/1518471/indonesia-berlari-dengan-cepat-saat-masyarakat-di-daerah-maju

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive