Jumat, 04 November 2016

PENANGGULANGAN NARKOBA BERDASARKAN FUNGSI KELUARGA DAN PENGGOLONGAN MASYARAKAT INDONESIA

1.    Penanggulangan Narkoba Berdasarkan Fungsi Keluarga


Indonesia berada diambang batas darurat bahaya narkoba, hal tersebut dibuktikan dengan naiknya tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Komjen Pol Budi Waseso selaku kelapa BNN menegaskan bahwa tingkat penggunaan narkoba  di Indonesia mengalami peningkatan yang berarti pada bulan Juni hingga November 2015. Pada bulan Juni yang sebelumnya  angka pengguna sebesar 4.2 juta dan pada bulan November meningkat signifikan hingga 5,9 juta, dikutip dari kompas.com Senin (11/1/2016).  Hal ini mencengangkan, karena terjadi setelah adanya eksekusi mati bagi beberapa penyelundup narkoba ke Indonesia. Rupanya eksekusi mati belum memberi efek jera kepada pada pengguna narkoba. Matius Arif Mirdjaja, mantan napi di lembaga pemasyarakatan Kerobokan yang tobat dan menjadi pendeta serta aktivis HAM memberikan tanggapan “ memberantas narkoba itu bukan dengan membunuh bandarnya. Tapi mengentaskan masyarakat ‎dari mengonsumsi, dan dengan langkah-langkah humanis," papar Matius dalam konklusinya. Dalam hal mencegah dan menanggulangi narkoba harus ada langkah-langkah yang tepat sasaran dibantu dengan peran serta lingkungan pengguna itu sendiri.  Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan paling dekat dengan kita adalah berperan aktifnya keluarga dalam masalah tersebut. Berikut adalah cara penanggulangan narkoba berdasarkan fungsi-fungsi keluarga:
11.     Fungsi biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. Dalam penanggulangan narkoba berdasarkan fungsi biologis berarti keluarga khususnya orang tua harus memberikan pengertian bahwa dengan terus  mengonsumsi narkoba terdapat kemungkinan besar tidak berjalan dengan lancarnya proses memperoleh keturunan. Contohnya terkena penyakit HIV/AIDS yang menyebabkan menurunnya kemampuan atau bahkan tidak mampu sama sekali untuk dapat memperoleh keturunan setelah itu. Serta terbukti bahwa narkoba khususnya ganja dapat menyebabkan kemandulan karena Steroid anabolik yang dikonsumsi untuk merangsang kekuatan dan pertumbuhan otot dapat menyebabkan testis menyusut dan produksi sperma menurun. Penggunaan kokain atau ganja juga dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma Anda.
22.     Fungsi pemeliharaan
Yakni fungsi dalam memberikan perlindungan bagi seluruh anggota keluarga untuk dapat memperoleh perlindungan baik secara fisik maupun psikologis. Perlindungan  secara fisik dan psikologis dalam penanggulangan narkoba dengan cara menjamin rasa aman dari bahaya-bahaya luar yang dapat mengganggu ketenangannya atau bahkan dengan cara merehabilitasi dapat memberikan efek psikologis yang baik bagi anggota keluarga karena ia merasa bahwa adanya teman seperjuangan dan sepenanggungan untuk keluar dari lingkaran narkoba yang menjeratnya. Cara lain yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas anggota keluarga dan lain-lain
Pada intinya keluarga haruslah dapat memberikan ketenangan, kenyamanan jiwa, dan suasana damai dalam keluarganya, salah satu caranya dengan rekreasi yang dapat dirasakan dan dihayati seluruh anggota keluarga, jauh dari keributan dan pertentangan.

  3.     Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga terdiri dari pencarian nafkah, perencanaan, pengaturan dan penggunaannya. Dalam hal ini fungsi ekonomi dalam keluarga sangat penting yaitu untuk menunjang kebutuhan materi yang digunakan untuk proses penyembuhan anggota keluarga tersebut.
  4.     Fungsi keagamaan
Fungsi keagamaan adalah fungsi dalam keluarga yang erat hubungannya dengan anggota keluarga dan Tuhannya. Dalam penanggulangan narkoba, anggota keluarga lainnya harus berperan aktif dalam menanamkan  kembali keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia kepada seluruh anggota keluarga.
  5.      Fungsi sosial
Memiliki kaitan yang sangat erat dengan fungsi edukatif atau pendidikan, karena di dalamnya mengandung unsur sosialisasi, serta bagaimana peran keluarga dalam mempersiapkan anak atau anggota keluarga menjadi anggota masyarakat yang baik. Penanggulangan berdasarkan fungsi ini yaitu dengan cara membina sosialisasi pada anak, membentuk kembali norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.



2.    Penggolongan Masyarakat Indonesia berdasarkan Pertumbuhan dan Perkembangannya


Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, masyarakat dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (industri dan non-industri)
  • Masyarakat sederhana yaitu masyarakat yang pembagian tugasnya masih berdasarkan jenis kelamin. Contohnya ayah mencari uang dan ibu harus memasak dan mengurus rumah tangga. Masyarakat sederhana cenderung memiliki pola pikir yang masih primitif.
  • Masyarakat maju (industri) yaitu masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi modern dalam bentuk masyarakat ini pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.
  •   Masyarakat maju (non-industri)
Ø  Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. Dalam kelompok primer pembagian tugas dilakukan secara sukarela, hanya berdasarkan kesadaran diri sendiri dan tanggung jawab. Contohnya rumah tangga, rukun tetangga, rukun warga dan lain-lain.         
Ø  Sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, dan objektif berdasarkan keahlian. 


Masyarakat di Indonesia dapat digolongkan sebagai masyarakat maju non-industri, karena masyarakat di Indonesia tidak sepenuhnya bergantung diri pada sektor industri. Masyarakat di Indonesia khususnya yang berada di daerah-daerah kecil atau pinggiran masih mengandalkan sektor pertanian, peternakan serta perikanan sebagai sumber penghasilan sehari-hari. Keberadaan pabrik industri hanya terpusat di kota-kota besar dan hanya beberapa yang berada di kota-kota kecil.  Sedangkan Indonesia tidak disebut masyarakat sederhana karena secara umum masyarakat di Indonesia tidak lagi menganut sistem pembagian tugas berdasarkan jenis kelamin. Terutama di kota-kota besar, siapa saja bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan namun tetap dilandasi dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Contoh walaupun istri memutuskan untuk bekerja guna menambah penghasilan keluarga, sang istri harus tetap paham akan tugas dan kewajibannya serta perannya sebagai ibu dari anak-anaknya. Walaupun dalam praktiknya masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang melakukan pembagian tugas berdasarkan jenis kelamin, namun hal itu hanya terjadi di daerah-daerah pedalaman. Sehingga secara umum Indonesia sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat maju non-industri.





sumber: 








Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive