Jumat, 04 November 2016

Fungsi Keluarga dan Golongan Masyarakat


1. Penangan bagi para pengguna Narkoba melalu Fungsi Keluarga
            Narkoba kini sudah mulai merusak moral para pengguna khususnya remaja yang salah dalam pergaulan dan di profokatori ole orang-orang yang tida bertanggung jawab, bahkan sudah menjadi hal yang susah lagi mendapatkan barang tersebut. Sudah banyak kasus tentang barang haram itu mulai dari pejabat negara, publik figur hingga orang-orang biasa juga tidak luput dari kasus itu. Sudah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat menyuarakan barang haram tersebut seperti dalam beberapa Fungsi Keluarga, yaitu :
·         Fungsi Biologis : 
     melakukan pendekatan terhadap pengguna secara dari hati ke hati agar lebih mengenali pribadi pengguna tentunya dengan keluarga dan khususnya para orang tua, dengan cara ini kita akan mengetahui keadaan jasmani dan rohani , dan juga alasan mengapa ia menggunakan narkoba tersebut.

·         Fungsi Pemeliharaan :
     Dan melakukan pemeliharaan terhadap sesuatu yang ia makan, minum, dan lain-lain sehingga terkontrol semua apa yang ia konsumsi dan pakai.

·         Fungsi Ekonomi :
Fungsi Ekonomi keluarga terdiri dari pencarian nafkah, perencanaan dan penggunaannya. Hala yang aka saya lakukan bedasarkan fungsi ekonomi adalah dengan cara mengatur pengeluaran dan penggunaan materi, agar salah satu anggota keluarga yang mengkomsumsi narkoba atau anggota keluarga yang lain tidak dapat menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak di ketahui dan menjerumus kearah yang buruk.

·         Fungsi Keagamaan :
     Membantu pengguna lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME  mengenalkan, mengamalkan, mengajak, lebih dalam tentang agama seperti mengaji,dan shalat itu akan membuat  ketenangan tersendiri juga kesadaran karna sangat penting dan pengaruh ini lebih baik untuk pengguna.


·         Fungsi Sosial :
     Menyibukannya pengguna dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan bersosialisasi lewat organisasi yang positif agar pengguna lebih merasa enjoy, lebih semangat, dan nyaman melakukan hal-hal baru tentunya positif baginya, tidak luput juga dari pengawasan. Dan dengan melakukan penyuluhan bahaya, akibat dan hukum untuk pengguna narkoba sehingga mereka berpikir panjang untuk tidak maupun berhenti mengguna narkoba.

2. Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.

·         Masyarakat Sederhana
     Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Kaum pria melakukan perkerjaan yang berat seperti,menangkap ikan di laut,berburu,bertani,berternak,dan menebang pohon.Sedangkan kaum wanita pekerjaan yang ringan-ringan seperti,mengurus rumah tangga,mengasuh anak-anak,bercocok tanam,merajut,membuat pakaian dan membersihkan rumah. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.

·         Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.


1.    Masyarakat Industri

            Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubur, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, tukang bakso, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin.

2.      Masyarakat non industri
            Masyarakat non industri bisa di bedakan menjadi 2 golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder

1.    Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.Contoh-contohnya adalah rukun tetangga,keluarga,kelompok agama,kelompok belajar dan lain-lain.
2.    Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.  Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.

Sumber :


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive