Jumat, 04 November 2016

FUNGSI KELUARGA DAN PENGGOLONGAN MASYARAKAT INDONESIA

1.FUNGSI KELUARGA

 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.[1]
  Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.[2]
  Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda). keluarga juga mempunyai beberapa fungsi yang akan saya kaitkan dengan “jika saya memiliki anggota keluarga pengguna narkoba” yaitu:
A. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. Dilihat dari artinya maka sipenggungga narkoba harus meneruskan keturunan tetapi harus dengan pola hidup yang sehat tanpa narkoba.
B. Fungsi Pemeliharaan adalah Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan seperti narkoba,menjauhkan anak dari obat obatan terlarang.
C. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga, orang tua harus dapat mengatur keuangan dengan baik agar anak tidak membeli barang barang yang tidak diinginkan.
D. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia, maka orang tua harus memberikan pendidikan agama kepada anak agar menjauhkan narkoba atau meninggalkan nya jika sudah terlanjur menjadi pengguna karena dilarang oleh agama.
E. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, maka orang tua seharusnya sudah mengajarkan anak sedini mungkin tentang hidup bersosialisasi dengan lingkungan yang baik agar tidak terbawa pengaruh negatif dalam pergaulan seperti narkoba.






  2. GOLONGAN DALAM MASYARAKAT
  

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
   Masyarat dapat digolongan menjadi dua golongan yaitu masyarakat maju (industri) dan masyarakat sederhana (non industri),saya akan menjeleaskan secara detail penggolongan masyarakat sebagai berikut:

A. Masyarakat maju (Industri)
  Masyarakat maju disebut juga masyarakat industri karena Masyarakat Industri adalah masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi modern.

B. Masyarakat sederhana (non industri)
  kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
Ø Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.

Ø Kelompok sekunder

Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.

Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bawa masyarakat indonesia dapat digolongkan sebagai masyarakat yang maju namun tetap sederhana karena masyarakat indonesia sudah mulai memiliki teknologi yang modern namun tetap mempertahankan hubungan secara intensif maupun secara tidak langsung,berikut berita untuk memperkuat penjelasakan diatas:

Mahasiswa Universitas Brawijaya Bikin Lampu Buat Seumur Hidup

Senin, 18 Mei 2015 | 05:10 WIB
Mahasiswa Universitas Brawijaya Bikin Lampu Buat Seumur Hidup
, Malang - Mahasiswa Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya mengubah bakteri menjadi lampu hemat energi.

Di tangan Elok Fitriani Tauziat, Nurhasna Fauziyyah, dan M. Alfian Arifin, bakteri Bioluminescene diolah menjadi lampu biolie yang menghasilkan cahaya 10,68 watt. Lampu ini mampu menerangi ruangan dalam radius 68 meter.

"Lampu hemat energi ini bisa mengatasi persoalan krisis energi," kata Elok, Minggu 17 Mei 2015. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, katanya, maka kebutuhan energi semakin bertambah. Sedangkan pasokan energi berbasis energi fosil semakin menipis.

Bakteri Bioluminescence merupakan bakteri yang menempel di dalam tubuh cumi-cumi. Bakteri tersebut mampu mengeluarkan cahaya berwarna biru. Lampu semakin terang jika jumlah kandungan bakteri ditambah. "Cahaya yang dihasilkan tak menimbulkan panas," katanya.

Lampu tersebut memiliki berbagai keuntungan, yakni ramah lingkungan dan ekonomis karena dapat dipakai seumur hidup. Musababnya, bakteri yang mati akan menghasilkan indukan baru. Lampu mudah disandarkan di dinding atau diletakkan di atas meja.

Cara membuatnya, bakteri dari tubuh cumi-cumi diisolasi dalam sebuah biolie dengan konsentrasi 4,6x109 CFU per mililiter. Biolie merupakan alat yang terdiri dari lensa mika, serbuk kayu yang dipadatkan, dan aerator.

"Agar lampu ini bisa terus bercahaya, bakteri diberi nutrisi," katanya. Nutrisi berupa bahan organik dari sayuran yang difermentasi. Caranya, Sayuran dicacah halus dituang kecap, gula, dan EM4 lantas dikeringkan.

EKO WIDIANTO
https://lenidwiaryanti.wordpress.com/2013/11/11/individu-keluarga-dan-masyarakat/


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive