MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan merupakan Konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Baru jelas jika sudah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Keindahan sendiri tidak dapat didefenisikan secara tepat dan pastim karena setiap individu memiliki “selera” tersendiri untuk mengartikan sebuah keindahan. Berdasarkan luasnya, keindahan dapat di bagi menjadi dua :
- 1. keindahan dalam arti yang seluas-luasnya.
Keindahan disini dapat berarti keindahan yang luas dan global yang semua orang dapat menikmati dan secara umum setuju akan keindahannya. Misalnya keindahan alam, keindahan angakasa, dan lain-lain
- 2. keindahan dalam arti estetis murni
keindahan dalam arti estetis murni dapat di artikan keindahan dalam bentuk “selera” seseorang dalam menikmati suatu hasil karya. Biasanya keindahan di sini berhubungan dengan pengalaman seseorang. Misalnya keindahan lukisan, patung, dan lain-lain.
Keindahan pada dasarnya adalah alamiah ciptaan Tuhan. Alamiah dapat diartikan ssesuatu yang wajar dan tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurang-kurangkan. Keindahan harus memiliki nilai kejujuran dan kebenaran. Misalnya seorang pelukis yang melukis seorang wanita lebih cantik dari wanita asli itu sendiri, hal ini tidak dapat dikatakan indah, karena telah melebih-lebihkan dan tidak memiliki nilai kejujuran di dalamnya.
Dalam menciptkan keindahan, seniman memiliki tujuan sebagai berikut :
- 1. Tata nilai telah usang
Kemajuan zaman selalu menciptakan nilai-nilai baru dalam masyarakat dan membuat nilai-nilai lama yang pernah berkembang di masyarakat menjadi usang
- 2. kemrosotan zaman
berkembangnya pemikiran global, pemenuhan akan kebutuhan pribadi, dan mundurnya nilai moral di masyarakat menurunkan derajat manusia. Disini seniman berperan sebagai bentuk protes akan kemerosotan zaman. Dengan seni , mereka berharap dapat merubah perilaku manusia yang telah melewati batas.
- 3. penderitaan Manusia
manusia menderita dapat terjadi karena banyak faktor. Hampir setiap hal didunia memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk. Sisi buruk inilah sumber dari penderitaan manusia. Dalam hal ini, seniman terkadang berperan dalam merepresentasikan penderitaan tersebut. Misalnya dalam bentuk lagu, banyak lagu yang berkembang sekarang merupakan hasil representasi dari salah satu penderitaan manusia. Dan kemudian bentuk presentasi tersebut diharapkan dapat menghibur banyak orang.
- 4. Keagungan Tuhan
Keindahan alam dan semestanya adalah bentuk keindahan yang diciptakan Tuhan Sang Maha Pencipta. Tidak ada seorang seniman pun yang dapat menciptakan karyanya tanpa ada ide dari apa yang telah Tuhan ciptakan.
Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
a). Teori Pengungkapan
Kalimat yang paling berhubungan dengan teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini sangat berkaitan dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
b). Teori Metafisik
Teori yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
c). Teori Psikologis
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
MANUSIA DAN PENDERITAAN
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Maka penderitaan adalah menanggung
atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh
manusia.
Intensitas
penderitaan pada manusia ada tingkatannya, mulai dari ringan sampai berat.
Penderitaan ringan adalah suatu penderitaan yang dianggap sudah lazim terjadi
dan tidak terlalu membebankan baik lahir ataupun batin, sedangkan penderitaan
berat adalah suatu derita yang tidak lazim terjadi dan dapat sangat membebankan
seseorang secara lahir dan batin.
Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk mengancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukan terhadap seseorang yang berujuan untuk mengintimidasi, balas dendam,
hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk
propaganda.
Siksaan yang sifatnya
psikis :
1.
Kebimbangan
Kembimbangan adalah keadaan dimana seseorang merasa bimbang atau
bingung dalam menentukan sesuatu yang sangat penting, sehingga menumbulkan
keadaan pertengkaran dalam jiwa seseorang itu sendiri.
2.
Kesepian
Kesepian adalah keadaan dimana seseorang merasa sepi atau merasa
adanya kekosongan didalam jiwanya, kesepian dapat ditimbulkan dari banyak
faktor entah dari dalam atau luar.
3.
Ketakutan
4.
Claustrophobia dan
agoraphobia, acrophobia, ailurophobia
5.
Gamang
6.
Kesakitan
7.
Kegagalan
8.
Kekalutan mental
Secara sederhana
kekalutan mental adalah ganguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi. Kekalutan mental juga terjadi karena
kepribadian yang lemah, terjadinya konflik sosial budaya, dan juga cara pematangan
batin yang kurang. Gejala permulaan bagi yang mengalami kekalutan mental adalah
:
a.
Nampak pada jasmani
yang sering mengalami pusing, sesak nafas, dan nyeri pada lambung.
b.
Nampak pada
kejiwaannya yang sering mengalami cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, dan mudah marah.
Kekalutan mental juga
dapat berdampak positif dan negatif, dampak secara negatif dapat menimbulkan
agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, dan juga narsisme.
0 komentar:
Posting Komentar