NAMA : FAIZAL TANJUNG
KELAS : 1TB03
NPM :
22316541
Masa-masa SMP dan SMA
jadi waktu yang paling menyenangkan bagi kebanyakan anak muda Indonesia.
Bagaimana tidak, di masa-masa sekolah itu kita sudah cukup tahu caranya
bersenang-senang tapi juga belum dibebani terlalu banyak tanggung jawab.
Usia remaja sepanjang
SMP dan SMA jadi momentum pembentukan jati diri. Kamu yang sekarang adalah
hasil dari apa yang kamu lakukan saat remaja. Ada nggak sih hal yang kamu harap
pernah kamu lakukan atau tidak kamu lakukan semasa ini? Apakah hal-hal dibawah
ini salah satunya
Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui
serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di
bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang
telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Selain sekolah-sekolah
inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah
baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah
menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5
tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau
seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga
didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau
sekolah tari. Alternatif sekolah
dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.
Ada juga sekolah non-pemerintah,
yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengankebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah
khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen,
hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan
yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi
lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi
lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan
pendidikan dan pelatihan militer.
Kata sekolah berasal
dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu
sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa
anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Untuk mendampingi dalam kegiatan scolaanak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak,
sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk
menciptakan sendiridunianya melalui berbagai pelajaran di atas.
Saat ini, kata sekolah
berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau
lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala
Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.Jumlah wakil
kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya.
Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting
dalam terlaksananya proses pendidikan.
Masa-masa SMP dan SMA
jadi waktu yang paling menyenangkan bagi kebanyakan anak muda Indonesia.
Bagaimana tidak, di masa-masa sekolah itu kita sudah cukup tahu caranya
bersenang-senang tapi juga belum dibebani terlalu banyak tanggung jawab.
Usia remaja sepanjang
SMP dan SMA jadi momentum pembentukan jati diri. Kamu yang sekarang adalah
hasil dari apa yang kamu lakukan saat remaja
Ada beberapa faktor
yang membuat kamu gagal dalam bersekolah dan mencapai impianmu
1. Gagal Masuk Jurusan Impian Karena Belajar Pakai
Sistem Kebut Semalam
Hatimu patah saat
pengumuman penerimaan mahasiswa baru keluar. Impianmu untuk bisa kuliah di
jurusan dan universitas idaman pupus. Kamu tidak diterima di program studi yang
paling kamu idamkan selama ini.
Tidak hanya sedih dan
kecewa, tapi kamu juga terus menyalahkan diri sendiri. Sebenarnya kamu yakin
kalau kamu mampu, kamu hanya kurang bisa memanfaatkan waktumu dengan baik. Dari
3 tahun sekolah kamu hanya belajar sungguh-sungguh di satu tahun terakhir.
Sisanya? Buat main-main, bolos dan pacaran.
Jika saja 3 tahun
sekolahmu dimanfaatkan dengan baik, jurusan idaman itu pasti bisa tergenggam
tangan. Yeah, seandainya.
2. Tidak Memanfaatkan Waktu Untuk Menambah Kemampuan
Kalau kamu tengok lagi
sekarang, waktu remajamu seakan menguap begitu saja. Entah untuk apa. 6 tahun
masa sekolah tidak menghasilkan apapun untukmu. Kamu nggak jadi jago olahraga,
tidak menambah keterampilanmu berbahasa, kamu juga bukan anak yang pintar
secara akademis.
Terus, 6 tahun itu kamu
manfaatkan buat apa?
Kebanyakan dari kita
memang menyia-nyiakan masa remaja dengan kegiatan dan kecemasan yang nggak
penting. Waktu nongkrong-nongkrong gak jelas sepulang sekolah itu seharusnya
bisa dipakai untuk ikut les bahasa asing.
Energi untuk galau
karena mikirin cewek yang kamu taksir habis-habisan selama 3 tahun itu harusnya
bisa dimanfaatkan untuk jadi panitia pensi. Masa sekolah adalah waktu dimana
kamu paling bebas bereksplorasi. Tapi apa yang kamu dapatkan dari masa remajamu
hari ini?
3. Terbiasa Menyontek
Meniru jawaban teman,
menyembunyikan buku di laci, SMS-an pakai kode sampai mengirimkan sandi jawaban
lewat gerakan tangan jadi hal yang akrab banget sepanjang masa remajamu.
Menyontek adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perjalananmu semasa
sekolah. Kalau gak nyontek, gak afdol deh pokoknya.
Tanpa kamu sadari
kebiasaan satu ini membuatmu jadi orang yang menggampangkan segala sesuatu.
Kamu jadi lupa bahwa hasil yang baik selalu didapat dari kerja keras, bukan
lewat jalan pintas yang mudah.
Saat kamu mulai kuliah
dan tugas-tugasnya menuntutmu menggunakan kemampuan analisis baru deh kamu
sadar bahwa kebiasaan menyontek hanya menumpulkan otakmu.
4. Tidak Mendengarkan Kata Orang Tua
Orang tua sempat jadi
musuh terbesarmu. Apapun yang mereka katakan dan sarankan adalah hal yang haram
hukumnya untuk dilakukan. Kamu akan selalu mengambil sikap berseberangan dengan
mereka. Terlepas dari benar atau tidaknya apa yang mereka katakan, kamu hanya
tidak mau menurutinya.
Kalau kamu tilik lagi
ke belakang, sekarang semua terlihat konyol. Bagaimana bisa kamu menolak saat
disuruh ikut les Bahasa Belanda, hanya karena kamu tidak mau terlihat menurut?
Kenapa coba, kamu gak mendengarkan mereka saat dilarang merokok?
Padahal sekarang kamu
suka naik gunung dan nafasmu jadi pendek karena kebiasaan itu.
Kamu akhirnya sadar
kalau apa yang orang tua katakan pasti ada benarnya. Betapa kamu sempat jadi
pribadi yang keras kepala dan egois dengan tidak mengindahkan perkataan mereka.
Kamu juga jadi sadar kalau orang tuamu selama ini sabar sekali menghadapi
anaknya yang kepala batu.
Untuk anda yang masih muda masih ada waktu untuk
berubah sebelum umur menjadi tua dan membuat terus menyesal dan menmbuatmu
menderita tanpa henti.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar