Sabtu, 25 Maret 2017

ILMU BUDAYA DASAR : KEBUDAYAAN PACITAN


Nama : Erika Budi H.
Kelas : 1TB03
NPM : 22316362
Kebudayaan Khas Pacitan, Jawa Timur
Kabupaten Pacitan terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Trenggalek di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kidul. Tanah tersebut kurang cocok untuk pertanian.
Transportasi
Ibukota Kabupaten Pacitan terletak 101 km sebelah selatan Kota Madiun. Terminal utama adalah terminal kelas A Pacitan. Akses jalan timur (dari Ponorogo & Madiun) pada awal tahun 2014 sudah cukup baik dan lebar, sementara akses jalan barat ke arah Jawa Tengah ada 2 pilihan, yaitu melewati jalur selatan dengan rute lebih panjang namun jalan relatif lebar atau melewati rute Sedeng dengan jarak tempuh lebih pendek namun harus melewati tanjakan sedeng barat (desa Sedeng) yang cukup tajam, sehingga bus besar tidak memungkinkan lewat jalur ini.
Pacitan dikenal dengan nama Kota Pariwisata atau Kota Seribu Goa. Hal ini dikarenakan kekayaan alam dan ekstika Pacitan yang sungguh luar biasa dan sangat memikat para pengunjung. Pariwisata di Pacitan terdiri dari Wisata Goa, Wisata Pantai, Wisata Pegunungan (Hikking), Wisata Sejarah, Wisata Pemandian Alam dan Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian kawasan Olahraga yang nantinya bisa menjadi salah satu alternatif tempat yang bisa dikunjungi di Pacitan.
Perekonomian
Kondisi geografis Pacitan yang sebagian besar berbukit tandus menyebabkan daerah ini kurang cocok untuk bercocok tanam padi sehingga ketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejak dahulu. Hasil pertanian utama Pacitan adalah padi, singkong, cengkeh, kelapa dan kakao yang baru dibudidayakan beberapa tahun terakhir. Potensi bahan tambang juga cukup besar di kawasan Pacitan. Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang nilai penting bagi Pacitan.
Makanan khas
Makanan khas Pacitan adalah nasi tiwul, penganan ini dahulu merupakan makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat Pegunungan Kidul seperti Wonogiri, Wonosari, Pacitan, dan Trenggalek. Nasi tiwul terbuat dari gaplek (umbi dari ketela pohon yang dikeringkan) yang kemudian ditumbuk dan ditanak. Selain itu makanan Khas dari Pacitan adalah olahan khas dari Ikan Tuna yang dibuat tahu, nugget, otak - otak, kerupuk, bakso, pangsit, dan berbagai olahan lainnya yang menjadikannya sebagai oleh - oleh Khas Pacitan.
WISATA   
Wisata Goa yang terkenal di Pacitan diantaranya Goa Gong Yang ternama sebagai Goa Terindah se-Asia Tenggara, Goa Kalak Konon Mantan Presiden Soeharto pernah melakukan semedi di Goa ini, Goa Tabuhan dimana Alibasyha Sentot Prawirodirjo pernah melakukan semedi di dalam Goa ini dan Batu di dalam goa ini jika dipukul akan membunyikan suara seperti alat musik gamelan Jawa, Goa Luweng Jaran.
Wisata Pantai terhampar luas di Pacitan, sehingga anda harus menentukan terlebih dahulu pantai mana yang akan anda kunjungi. Jika anda menginginkan pantai dengan pasir putih dan pemandangan batu karang yang indah Pantai Watu Karung, Srau dan Pantai Klayar bisa menjadi pilihannya. Namun jika anda menginginkan pantai yang penuh dengan sarana wisata dan mudah diakses Pantai Teleng Ria bisa menjadi pilihannya karena hanya berjarak sekitar 3 Km dari pusat Kota. Pantai lain yang bisa dikunjungi seperti Pantai Soge yang terkenal dengan jembatan indahnya, Pantai Taman dimana disana terdapat penangkaran penyu, pantai Sidomulyo dengan Flyingfox terpanjang se-Indonesia, Pantai Banyutibo dengan pemandangan air terjun yang langsung menuju ke pantai, dan masih banyak pilihan pantai lainnya.

Budaya
1.    Kecamatan Bandar : Petik Pari
Upacara adat Methik Pari dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Bandar sebagai upacara permohonan dan rasa syukur kepada Tuhan. Upacara ini dilakukan menjelang panen tiba yaitu pada malam hari.

2.    Kecamatan Nawangan : Kethek Ogleng
Tari Kethek Ogleng diciptakan oleh Pak Sutiman warga Desa Tokawi Kecamatan Nawangan. Tarian ini terinspirasi dari gerakan-gerakan kethek atau monyet.

3.    Kecamatan Arjosari : Jaranan Pegon
Jaranan Pegon merupakan seni tradisional dari Desa Mangunarjo Kecamatan Arjosari. Kesenian ini dilaksanakan saat warga mempunyai hajatan.

4.    Kecamatan Pacitan : Mantu Kucing
Upacara adat Mantu Kucing merupakan upacara adat meminta hujan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Pacitan.

5.    Kecamatan Kebonagung : Baritan
Baritan merupakan upacara adat untuk memohon kepada Tuhan agar memberikan keselamatan, dijauhkan dari pagebluk penyakit.

6.    Kecamatan Tulakan : Jemblung Somopuro
Upacara adat ini untuk mengenang seorang seniman jemblung yang bertapa di Gua Somopuro.

7.    Ngadirojo : Jangkrik genggong
Upacara adat Jangkrik Genggong merupakan upacara adat mewisuda anak laki-laki sebagai tanda bahwa anak tersebut telah beranjak dewasa dan boleh berlayar ke laut.
8.    Kecamatan Sudimoro : Gembluk Kromomedjo
Upacara adat Gembluk Kromomedjo dilaksanakan untuk memperingati tragedi Geger Gunung Slurung.

9.    Kecamatan Pringkuku : Ammos
Ammos merupakan cikal bakal seni kothekan lesung di Kabupaten Pacitan.  Hingga saat ini Ammos berkembang di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan

10.  Kecamatan Punung : Srumbung Mojo
Srumbung Mojo adalah sebuah tempat di kecamatan Punung yang dianggap bertuah. Hingga saat ini masih ada warga yang datang untuk nyadran (bersih kubur) dan ngluari ujar (menepati janji).

11.  Kecamatan Donorojo : Ceprotan
Ceprotan merupakan upacara adat bersih desa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sekar.  Ceprotan biasanya dilaksanakan tiap Minggu Kliwon atau Senin Kliwon pada bulan Longkang atau Dzulkangidah.

12.  Kecamatan Tegalombo : Badut sinampurno
Topi badut sebagai sarana upacara biasanya diritualkan untuk tulak bala, ruwatan, saat akan menikah atau akan dilaksanakan suatu hajatan.

Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan  ini berkembang di daerah  Pacitan,  Jawa Timur.  Beberapa   alat  dari  batu   ditemukan  di  daerah   ini. Seorang   ahli,  von  Koenigwald   dalam   penelitiannya   pada tahun  1935 telah menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau  alat-alat  dari  batu  di  daerah   Punung.  Alat batu itu masih kasar, dan bentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaannya. Alat batu ini sering disebut dengan kapak  genggam atau  kapak  perimbas.  Kapak ini digunakan untuk  menusuk  binatang atau  menggali  tanah  saat  mencari umbi-umbian. Di samping  kapak  perimbas,  di Pacitan  juga ditemukan alat  batu  yang  disebut  dengan chopper  sebagai alat penetak. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat  serpih.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive