Minggu, 26 Maret 2017

Kebudayaan Daerah Jawa Barat

TUGAS MATA KULIAH ILMU BUDAYA DASAR
Nama    : Lydia Jasmine Fauzia
Kelas    : 1TB03
NPM    : 24316154
Dosen    : Rizqi Intan Sari Nugraheni
KEBUDAYAAN DAERAH JAWA BARAT

    Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah tersebut. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki begitu banyak ragam budaya pada setiap daerahnya. Keragaman budaya daerah tersebut bergantung pada faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.   
    Salah satu daerah yang memiliki keragaman budaya yang banyak adalah Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
    Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.
    Berikut ini pembahasan mengenai hasil kebudayaan yang ada di Jawa Barat.

Rumah Adat
    Seperti halnya rumah-rumah adat yang lain pada umumnya, Rumah Adat Jawa Barat umumnya dibangun menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, ijuk, daun kelapa, sirap, batu, dan tanah. Selain itu, bangunannya tidak berdiri langsung di atas tanah, melainkan berbentuk rumah panggung. Tujuannya adalah melancarkan sirkulasi udara sekaligus menghindari serangan dari binatang buas.
    Tinggi panggung rumah-rumah khas Parahyangan ini biasanya sekitar 40 hingga 60 cm di atas permukaan tanah, cenderung dilengkapi geladak berupa tangga serta teras depan. Uniknya, bentuk atap pada Rumah Adat Jawa Barat memiliki perbedaan pada tiap-tiap wilayah Tanah Sunda.
    Salah satu contoh rumah adat Jawa Barat dinamakan Keraton Kasepuhan Cirebon yang di pada bagian depannya terdapat pintu gerbang. Keraton Kasepuhan Cirebon ini terdiri dari 4 ruangan, yaitu:
1.    Jinem atau pendopo untuk para pengawal/penjaga keselamatan Sultan.
2.    Pringgodani, tempat Sultan memberi perintah kepada adipati.
3.    Prabayasa, tempat menerima tamu istimewa Sultan, dan
4.    Panembahan, ruang kerja dan istirahat Sultan.


Pakaian Adat
    Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar), berjas dengan leher tertutup (jas tutup). Ia juga memakai kalung, sebilah keris yang terselip di pinggang bagian depan serta berkain batik.
    Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan berkain batik. Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi bagian atas kepalanya. Begitu pula rangkaian bunga melati yang menghiasi rambut yang disanggul. Pakaian ini berdasarkan adat Sunda.

Upacara Adat
    Salah satu upacara adat yang ada di daerah Jawa Barat adalah upacara Seren Taun. Upacara Seren Taun adalah upacara adat khas tradisional Jawa Barat dimana upacara adat ini intinya adalah mengangkut padi (ngangkut pare) dari sawah ke leuit (lumbung padi) dengan menggunakan pikulan khusus yang disebut rengkong dengan diiringi tabuhan musik tradisional. Selanjutnya diadakan riungan (pertemuan) antara sesepuh adat/pemuka masyarakat dengan para pejabat pemerintah setempat.
        Upacara Seren Taun membawa hasil tani sebagai permohonan syukur kepada Tuhan

Kehadiran pejabat setempat adalah untuk menyampaikan berita gembira mengenai keberhasilan panen (hasil tani) dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai dalam kurun waktu yang telah dilalui. Salah satu ciri khas di dalam upacara ini adalah dengan prosesi seba atau dapat diartikan semacam menyampaikan segala hasil tani yang telah dicapai untuk dapat dinikmati oleh pejabat-pejabat setempat yang diundang untuk menghadiri acara tersebut.

Salah satu tujuan upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan perlindungan selama masa tani serta sebagai sebuah permohonan agar di masa kedepan na dapat emmperoleh hasil tani yang lebih baik lagi. Upacara Sereh Taun ini dapat kita jumpai di Kasepuhan Sirnarasa Cisolok, Sukabumi Selatan; Cigugur-Kuningan.

Tari-tarian Jawa Barat

1.    Tari Topeng Kuncuran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.
2.    Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.
3.    Tari Rarasati. Dewi Rarasati sebagai selir Arjuna yang cantik dan lembut ternyata memiliki jiwa keprajuritan. Kepandaiannya dalam memanah telah menyadarkan Srikandi dari kesombongannya. Saripati gambaran tersebut kemudian diangkat dalam bentuk tari kelompok dengan sumber gerak tari tradisi Cirebon.
4.    Tari Jaipong, suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.

Senjata Tradisional
    Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah kayu dan tombak.
    Kujang adalah sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram.
    Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.
    Menurut Sanghyang siksakanda ng karesian pupuh XVII, kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya pertanian masyarakat Sunda.

Suku
Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.
    Mayoritas penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di Kabupaten Indramayu menggunakan bahasa Cirebon dialek Indramayu atau dikenal dengan dermayon dan beberapa kecamatan yang terletak di pantai utara kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang seperti Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Pedes (Cemara) menggunakan bahasa Cirebon yang hampir mirip dengan bahasa Cirebon dialek dermayon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota Depok bagian utara dituturkan bahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta) serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun    Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.

Bahasa Daerah
Sunda, Betawi

Lagu Daerah
Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat
http://www.kebudayaanindonesia.com/2013/06/jawa-barat.html
https://baraya-pasundan.blogspot.co.id/2014/01/tradisi-jawa-barat-upacara-adat-jawa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kujang

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive