Fungsi Pemeliharaan, Keluarga pada dasarnya
berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi
pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian
masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap
anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat
Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga
mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga
Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala
keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia
Fungsi Sosial
anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
“Tanggapan Saya”
Fungsi Biologis,
Dengan mencontohkan kepada anggota keluarga bahwa kita sendiri tidak
menggunakan narkoba
Fungsi Pemeliharaan,
Dengan mengurus atau memberikan perhatian lebih kepada anggota keluarga
yang menjadi pengguna narkoba
Fungsi Ekonomi,
Dengan tidak memanjakan anggota keluarga memberikan uang terlalu banyak
agar mereka tidak dapat membeli narkoba yang harganya lumayan mahal
Fungsi Agama,
Dengan mengajarkan setiap anggota keluarga untuk tetap dekat dengan Tuhan
Fungsi Sosial,
Dengan menjaga komunikasi antar keluarga
Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Kaum
pria melakukan perkerjaan yang berat seperti,menangkap ikan di
laut,berburu,bertani,berternak,dan menebang pohon.Sedangkan kaum wanita
pekerjaan yang ringan-ringan seperti,mengurus rumah tangga,mengasuh
anak-anak,bercocok tanam,merajut,membuat pakaian dan membersihkan rumah.
Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola
kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa
seperti pada masyarakat maju.
Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan
sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
1. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubur, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, tukang bakso, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin.
2. Masyarakat non
industri
Masyarakat non industri bisa di bedakan menjadi
2 golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder
1. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut
juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering
berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih
akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok,
yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik
beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar
rasa simpati dan secara sukarela.Contoh-contohnya adalah rukun
tetangga,keluarga,kelompok agama,kelompok belajar dan lain-lain.
2. Kelompok sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut
saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh
karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas
dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif. Kelompok
sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok
tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah kelompok tidak
resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar