1.
Keluarga
Keluarga adalah
susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau
adopsi dan merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri,
ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Keluarga
memiliki 5 fungsi, yaitu: fungsi biologis, fungsi pemeliharaan, fungsi ekonomi,
fungsi keagamaan, dan fungsi sosial.
Dijelaskan
dalam sebuah kasus jika seandainya ada anggota keluarga yang pernah menjadi
pecandu narkoba apa yang harus kita lakukan berdasarnya 5 fungsi keluarga
tersebut.
a. Fungsi
Biologis
Tugas
keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus yang sehat dan bebas narkoba.
b. Fungsi
Pemeliharaan
Jika ada anggota
keluarga kita yang pernah tercandu narkoba hendaknya kita memelihara atau
merawatnya agar sembuh. Misalnya, mengantar dan menemaninya ke rehabilitasi.
c. Fungsi
Ekonomi
Dalam hal ekonomi jika ada anggota keluarga kita yang menjadi pecandu narkoba alangkah baiknya jika beberapa pengeluaran diatur dengan baik dan digunakan untuk biaya si pecandu agar sembuh.
Dalam hal ekonomi jika ada anggota keluarga kita yang menjadi pecandu narkoba alangkah baiknya jika beberapa pengeluaran diatur dengan baik dan digunakan untuk biaya si pecandu agar sembuh.
d. Fungsi
Keagamaan
Kita sebagai anggota keluarga khususnya orang tua harus menerapkan ajaran-ajaran dan keyakinan beragama yang baik sehingga tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif termasuk narkoba.
Kita sebagai anggota keluarga khususnya orang tua harus menerapkan ajaran-ajaran dan keyakinan beragama yang baik sehingga tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif termasuk narkoba.
e. Fungsi
Sosial
Penanaman dan penerapan nilai-nilai moral dan budaya harus diajarkan sejak dini. Agar anggota keluarga tahu mana yang baik dan buruk, menghargai, dan menghormati satu sama lain.
Pemerintah
Jakarta telah lama menjadi lapangan kerja yang didominasi laki-laki, dengan
hanya segelintir pegawai negeri perempuan yang ditugaskan ke pos strategis. Data
yang diperoleh The Jakarta Post menunjukkan bahwa dari 96 pejabat eselon II di
pemerintahan kota pada tahun 2016, 17 dari mereka – 21 persen – adalah
perempuan. posisi eselon II terdiri kepala badan, pegawai dan biro.
Penanaman dan penerapan nilai-nilai moral dan budaya harus diajarkan sejak dini. Agar anggota keluarga tahu mana yang baik dan buruk, menghargai, dan menghormati satu sama lain.
2.
Masyarakat
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Dalam pertumbuhan
dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat
sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
1.
Masyarakat
sederhana
Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis
kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak
dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan
yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon,
berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang
ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak
,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.
Masyarakat
Maju
Masyarakat maju memiliki aneka
ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai. Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang
dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun
internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat
dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1)
Masyarakat Non Industri
Secara garis besar,
kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab.
Kelompok primer ini juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para
anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas
pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun
berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya :
keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder
Kelompok sekunder dapat
dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group) dan kelompok tidak resmi
(informal group). Antaran anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan
tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat
interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional dan objektif. Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan
kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal
tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di
flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contohnya: partai politik,
perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagi dasar untuk
mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia
lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang
kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya daiabaikan (Soerjono
Soekanto, 1982 :190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri dari bagian kelompok masyarakat
industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri berakibat memisahkan pekerja dengan
majikan menjadi lebih nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan,
kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali
perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum
industralis mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Berdasarkan penjelasan diatas, sepertinya masyarakat
Indonesia sendiri sudah tergolong menjadi masyarakat yang maju. Selain memiliki
beraneka ragam kelompok/organisasi sosial dan pemakaian teknologi yang semakin
canggih, sekarang baik wanita maupun laki-laki dapat bekerja dengan kedudukan
yang sama. Seperti yang dilansir dari berita dibawah ini:
Pekerja Wanita
Mendominasi Pekerjaan Laki-Laki ?
Di
antara beberapa perempuan adalah Tuty Kusumawati, yang telah memimpin Badan
Perencanaan Pembangunan Jakarta (Bappeda) sejak tahun lalu. Tuty, yang meraih gelar summa cum laude master dari Institut
Pertanian Bogor, adalah di antara pegawai negeri sering dipuji
oleh Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Tuty itu dipilih
sendiri oleh Ahok dan diresmikan pada bulan Januari 2015.
“Sebelum
pelantikan saya, Pak Ahok mengirimkan pesan melalui
BlackBerry Messenger. Dia mengatakan, ‘ada banyak pemain di Bappeda, dan saya ingin Anda untuk membantu dan memperbaiki’, “Tuty
mengatakan kepada Post, Senin.
Tuty
memulai karirnya dalam pelayanan publik sebagai anggota staf
di kantor pusat Kependudukan dan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Setelah
otonomi daerah diberlakukan, Tuty resmi menjadi PNS Jakarta di Bappeda Jakarta
pada tahun 2004.
SUMBER:
0 komentar:
Posting Komentar