Fungsi Keluarga dan Golongan
Masyarakat
1.
Penangan bagi para pengguna Narkoba melalu Fungsi Keluarga
Narkoba kini sudah mulai merusak
moral para pengguna khususnya remaja yang salah dalam pergaulan dan di
profokatori ole orang-orang yang tida bertanggung jawab, bahkan sudah menjadi
hal yang susah lagi mendapatkan barang tersebut. Sudah banyak kasus tentang
barang haram itu mulai dari pejabat negara, publik figur hingga orang-orang
biasa juga tidak luput dari kasus itu. Sudah banyak dilakukan oleh pemerintah
maupun masyarakat menyuarakan barang haram tersebut seperti dalam beberapa
Fungsi Keluarga, yaitu :
·
Fungsi Biologis :
melakukan
pendekatan terhadap pengguna secara dari hati ke hati agar lebih mengenali
pribadi pengguna tentunya dengan keluarga dan khususnya para orang tua, dengan
cara ini kita akan mengetahui keadaan jasmani dan rohani , dan juga alasan
mengapa ia menggunakan narkoba tersebut.
·
Fungsi Pemeliharaan :
Dan
melakukan pemeliharaan terhadap sesuatu yang ia makan, minum, dan lain-lain
sehingga terkontrol semua apa yang ia konsumsi dan pakai.
·
Fungsi Ekonomi :
Fungsi Ekonomi keluarga
terdiri dari pencarian nafkah, perencanaan dan penggunaannya. Hala yang aka
saya lakukan bedasarkan fungsi ekonomi adalah dengan cara mengatur pengeluaran
dan penggunaan materi, agar salah satu anggota keluarga yang mengkomsumsi
narkoba atau anggota keluarga yang lain tidak dapat menggunakan uang untuk
hal-hal yang tidak di ketahui dan menjerumus kearah yang buruk.
·
Fungsi Keagamaan :
Membantu
pengguna lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME mengenalkan, mengamalkan, mengajak, lebih
dalam tentang agama seperti mengaji,dan shalat itu akan membuat ketenangan tersendiri juga kesadaran karna
sangat penting dan pengaruh ini lebih baik untuk pengguna.
·
Fungsi Sosial :
Menyibukannya
pengguna dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan bersosialisasi
lewat organisasi yang positif agar pengguna lebih merasa enjoy, lebih semangat,
dan nyaman melakukan hal-hal baru tentunya positif baginya, tidak luput juga
dari pengawasan. Dan dengan melakukan penyuluhan bahaya, akibat dan hukum untuk
pengguna narkoba sehingga mereka berpikir panjang untuk tidak maupun berhenti
mengguna narkoba.
2.
Masyarakat sederhana dan Masyarakat maju
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju.
·
Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Kaum pria melakukan perkerjaan yang berat seperti,menangkap ikan di laut,berburu,bertani,berternak,dan menebang pohon.Sedangkan kaum wanita pekerjaan yang ringan-ringan seperti,mengurus rumah tangga,mengasuh anak-anak,bercocok tanam,merajut,membuat pakaian dan membersihkan rumah. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.Kaum pria melakukan perkerjaan yang berat seperti,menangkap ikan di laut,berburu,bertani,berternak,dan menebang pohon.Sedangkan kaum wanita pekerjaan yang ringan-ringan seperti,mengurus rumah tangga,mengasuh anak-anak,bercocok tanam,merajut,membuat pakaian dan membersihkan rumah. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
·
Masyarakat Maju
Masyarakat
maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat
maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri.
1. Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubur, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, tukang bakso, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin.
2. Masyarakat non industri
Masyarakat non industri bisa di
bedakan menjadi 2 golongan yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder
1. Kelompok
primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer
ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih
akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok,
yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik
beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar
rasa simpati dan secara sukarela.Contoh-contohnya adalah rukun
tetangga,keluarga,kelompok agama,kelompok belajar dan lain-lain.
2. Kelompok
sekunder
Antaran anggota kelompok sekunder,
terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antaranggota
kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasiomnal dan objektif.
Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi (formal group)
dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah
kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) seperti lazim berlaku pada kelompok
resmi.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar