PERANAN KELUARGA DALAM REHABILITASI PENGGUNA NARKOBA
Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta, 2000:81). Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa ini cukup meningkat terutama di kalangan generasi muda. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Napza singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua itu mengacu pada mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tapi sekarang hal tersebut disalahgunakan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama. Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika itu sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di keluarga. Pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Ketiga, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Sugeng, 2010:19). Menurut Pratikno (2005:13) ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat
Secara hukum keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi. Namun dalam sebuah survei nasional yang melibatkan 1.200 oran gdewasa yang dipilih secara acak, hanya 22 persen yang merasa puas dengan definisi itu. Hampir 75 persen menyukai definisi sekolompok orang yang saling mencintai dan saling mempedulikan” (BPS, 2012:15).
dalam mengatasi permasalahan penyalahgunaan narkoba dalam internal keluarga , apa yang dapat kita dan keluarga lakukan berdasarkan fungsi keluarga.
- 1. Fungsi Biologis
Pada fungsi ini dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya, memelihara dan membesarkan anak, memberikan makanan yang bergizi dan seimbang, merawat, melindungi dan memberikan kesempatan untuk berekreasi.
Dalam mengatasai permasalahan penyalahgunaan narkoba, dari fungsi biologis kita dapat membantu bersama-sama melakukan rekreasi dalam bentuk mempersatukan kembali rasa kekeluargaan. Fungsi biologis sangat besar mempengaruhi psikologis, seperti menumbuhkan kembali identitas keluarga, rasa aman dan kasih sayang dalam keluarga.
- 2. Fungsi pemeliharaan
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat.
Saat salah satu anggota keluarga menjadi pengguna narkoba,kita dan keluarga dapat membantu dalam me-rehabilitasinya. Ikut andil dalam pemberian terapi.
- 3. Fungsi Ekonomi
keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama. Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem hubungan kerja.
Dalam fungsi ini kita dan keluarga dapat berkontribusi dalam membantu keuangan untuk keperluan rehabilitas.
- 4. Fungsi keagamaan
Keluarga untuk mengarahkan anak ke arah pemerolehan keyakinan keberagamaannya yang benar.
Memperkuat keimanan keluarga dan anggota pengguna untuk menimbulkan kesadaran akan larangan penggunaan obat-obatan terlarang tersebut dalam kaedah keagamaan.
- 5. Fungsi sosial
Fungsi Sosial dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Dalam fungsi ini keluarga berkontribusi untuk mengembalikan kepercayaan diri anggota pengguna agar dapat kembali bersosialisai dalam masyarakat dan membantu masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap anggota keluarga kita tersebut, sehingga masyarakat pun akan ikut andil dalam membantu merehabilitasinya.
Sumber :
kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/3803/3779
MASYARAKAT DAN PENGGOLONGANNYA
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju
- 1. Masyarakat Sederhana
Masyarakat sederhana ditandai dengan ciri tidak adanya pem-bagian kerja yang cermat. Setiap orang melakukan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mencukupi semua kebutuhannya. Dengan kata lain setiap orang dapat mengeijakan segala jenis pekerjaan. Ia mampu bercocok tanam, di samping itu dia juga peternak, tukang kayu, pencari ikan, penganyam tikar, dan sebagainya. Karena dalam masyarakat sederhana tidak ada pembagian kerja, di situ juga tidak ada kerja sama dan koordinasi. Yang ada ialah bekerja bersama-sama. Jadi, hanya ada satu pekerjaan yang dikerjakan bersama-sama. Misalnya beberapa orang mengusung sebatang pohon besar dari kebun ke rumah salah seorang dari mereka. Setiap pengusung sama ahlinya dalam hal mengusung. Bekerja bersama-sama hanya berarti membagi beban yang berat itu agar menjadi ringan dan dapat terangkat. Dalam hal yang sama itu tidak ditemukan produktivitas baru yang lebih bermutu kualitas lebih tinggi.
Pada umumnya masyarakat sederhana sama dengan masyarakat prahuruf (pre-literate). Warga masyarakat sederhana tidak dapat mem-baca dan menulis. Komunikasi tidak berlangsung dengan bahasa tulis-an, tetapi cukup dengan bahasa lisan. Akibat lebih lanjut ialah bahwa masyarakat sederhana tidak meninggalkan warisan budaya yang berupa tulisan fliteratur) kepada angkatan selanjutnya, seperti buku sejarah, kesusastraan, ilmu pengetahuan. Bila pengertian masyarakat sederhana diambil dalam arti serendah itu, memang para sarjana zaman sekarang menjadi sulit untuk mengenal sejarah masyarakat itu. Para ahli sejarah akan menyebutnya masyarakat prasejarah (pre-history). Situasi prahuruf itu meninggalkan suatu akibat lain yang negatif dan tidak mudah dihapus, yakni “kebiasaan tidak membaca” yang dapat berlangsung terus menjadi kebiasaan “tidak suka membaca” bahkan juga setelah zaman pra-huruf lewat dan sistem pendidikan tidak lagi dilaksanakan secara lisan tetapi melalui penulisan buku-buku yang kemudian dibina dalam perpustakaan nasional. Tidak adanya semangat membaca suatu bangsa dapat dilihat pula dari kenyataan bahwa 99% keluarga tidak mempunyai koleksi buku di dalam rumahnya. Angkatan muda bangsa Indonesia dewasa ini belum suka membaca buku-buku sebagai media penambahan pengetahuan, melainkan lebih suka informasi yang bersifat visual dan auditif. J adi kebiasaan tersebut di atas bukan karena unsur kemalasan, tetapi karena sistem pendidikan tradisional yang disampaikan secara lisan masih berakar dalam alam kejiwaan angkatan ini. Dengan kata lain, kebudayaan membaca belum memasyarakat, walaupun masyarakat itu telah memasuki zaman modern. Oleh karena. itu pembinaan perpustakaan pada tingkat lokal dan nasional hendaknya berjalan sejajar dengan pembinaan kebudayaan membaca.
- 2. Masyrakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1. Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
b. kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin. Dengan demikian, pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil.
Dari penggolongan masyarakat di atas dapat dilihat masyarakat Indonesia mencakup semua golongan. Masyarakat di daerah pedalaman, bagian paling timur Indonesia dan beberapa daerah lain yang jauh dari kota besar merupakan golongan masyarakat sederhana. Sedangkan jika dilihat dari masyarakat-masyarakat kota besar merupakan masyarakat maju.
Takut Digusur Ahok, Warga Tanah Merah Deklarasi Dukung Risma
Sabtu 25 Jun 2016, 19:05 WIB
Jakarta - Setelah warga di Jakarta Barat, kini giliran Warga Tanah Merah, Jakarta Utara yang mendeklarasikan dukungan untuk Tri Rismaharini (Risma) menjadi cagub DKI. Warga memilih Wali Kota Surabaya itu memimpin Jakarta karena khawatir permukimannya digusur calon petahana Basuki T Purnama (Ahok).
Kelompok warga yang mendeklarasikan mendukung Risma tergabung dalam Tanah Merah Bersama Risma (Tameris). Sekitar tiga puluhan warga menyatakan dukungannya di sebuah posko di Jl Moh Dault SH, RW 08, Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, Sabtu (25/6/2016).
Warga Tanah Merah mengaku merupakan pendukung Jokowi pada Pigub DKI 2012 dan Pilpres 2014. Mereka memilih Risma karena kecewa dengan Ahok yang dianggap tidak meneruskan kebijakan Jokowi.
Warga Tanah Merah, Jakarta Utara yang mendeklarasikan dukungan untuk Tri Rismaharini (Risma) menjadi cagub DKI, Sabtu (25/6/2016). Foto: Elza Astari/detikcom
Terlihat spanduk bertuliskan 'Jokowi tidak sama dengan Ahok. Ahok bukan kelanjutan Jokowi' terpasang di lokasi. Gerakan deklarasi untuk Risma ternyata kelanjutan dari deklarasi warga di Jakarta Barat yang mengatasnamakan Barisan Risma (Baris). Deklarasi ini diinisiasi oleh kelompok Gerak Indonesia.
"Kenapa kita mendukung ibu Risma karena Jakarta rindu sosok pemimpin yang sederhana. Rindu sosok pemimpin yang mau diajak dialog, merakyat, mau mendengarkan rakyatnya," ujar Ketum Gerak Indonesia, Emi Sulyuwati yang hadir dalam acara deklarasi.
"Karena belakangan sosok yang kita harapkan katanya tegas, tegas ke rakyat kecil, dia sama yang besar mau dialog, kalau sama rakyat kecil pakai tentara," lanjutnya.
Emi lalu memberi contoh saat Risma merapikan Kampung Nelayan di daerahnya. Bukannya menggusur namun memberikan pelatihan kepada istri-istri nelayan. Tameris berharap agar Risma dapat berbuat hal yang sama di Jakarta.
"Karena masyarakat miskin Jakarta kelas ekonomi menengah juga manusia bukan ayam yang digusur-gusur aja. Saya juga dengar kegelisahan teman Tanah Merah tentang penggusuran," ujar Emi.
Kepada warga Tanah Merah, Emi menyatakan telah berkomunikasi dengan Risma. Namun Risma masih menunggu arahan atau rekomendasi partai dan bersedia maju di Pilgub DKI 2017 jika memang ditugaskan.
"Ibu Risma bukan tidak mau dia jadi cagub DKI Jakarta, kalau masyarakat DKI nya memang menginginkan dia maju, dan masyarakat Surabaya ikhlas dia maju ke DKI. Jika dia jadi gubernur DKI dia akan jadi gubernur wanita pertama di Jakarta," tutur dia.
"Kita sudah komunikasikan dengan Ibu Risma, karena bu Risma masih kader PDIP. Karena kader yang. baik, beliau masih nunggu rekomendasi partai. Maka kita akan rekomendasikan ke PDIP untuk menjadikan Bu Risma sebagai cagub DKI," sambungnya.
Kemudian puluhan warga Tanah Merah ini lalu menyatakan dukungannya. Para warga mengikuti ucapan deklarasi yang dipimpin oleh koordinator Tameris, Budianto.
"Atas nama Allah, kami Insya Allah bersatu padu dalam hati nurani untuk mendukung calon gubernur Ibu Tri Rismaharani, Allahhu Akbar. Hidup Tanah Merah. Hidup Rakyat Tanah Merah, Hidup Bangsa Indonesia," ucap Budiyanto yang ditirukan warga.
Warga Tanah Merah, Jakarta Utara yang mendeklarasikan dukungan untuk Tri Rismaharini (Risma) menjadi cagub DKI. Foto: Elza Astari/detikcom
Usai deklarasi, acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Salah satu warga lalu menyampaikan alasannya mengapa mendukung Risma untuk menjadi DKI 1.
"Supaya Tanah Merah aman, biar nggak ada gurusan. Kalau sama Pak Ahok takut digusur, karena kita di sini tempat tinggal sendiri. Tinggal di sini dari tahun 1999, sampai akhirnya kemarin diresmiin Pak Jokowi jadi ada RT/RW. Kalau Pak Jokowi bagus, nggak kayak pak Ahok tukang gusur," aku warga RW 08, Ibu Riri.
Tanah Merah sebelumnya menjadi wilayah abu-abu karena tidak memiliki RT/RW. Hingga akhirnya ketika Jokowi menjadi gubernur, wilayah ini diakui oleh negara. Beberapa kali Jokowi pernah datang langsung menyapa warga Tanah Merah. Ia juga menang telak di daerah ini saat Pilpres 2014.
Sumber :
http://kharistyhasanah.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-masyarakat.html
https://docs.google.com/presentation/d/16h7wro_cUIpYjZMR19ieKjbyFDob8vfVRr-O1GSvdVg/htmlpresent
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-masyarakat-sederhana/
http://news.detik.com/berita/3242196/takut-digusur-ahok-warga-tanah-merah-deklarasi-dukung-risma
0 komentar:
Posting Komentar