Selasa, 27 September 2016

Masalah Sosial pada Arsitek, Banjir Jakarta?


    Pengertian Masalah Sosial menurut pendapat Soerjono Soekanto, Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian yang terjadi antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, dimana ketidaksesuaian tersebut dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial masyarakat. Jadi, menurut pendapat saya ketika suatu individu atau kelompok mempunyai ketidaksesuaian terhadap kehidupan sosial disekitarnya, mereka akan mengalami kesulitan/masalah sosial. Hal itu mencangkup budaya, cara berbicara(bahasa), serta aturan – aturan lisan yang sudah secara otomatis diterapkan oleh masyarakat.

Contoh : Lina merupakan warga AS yang berkunjung ke pedesaan Indonesia. Lina tidak dapat berkomunikasi dengan warga setempat karena Lina dan warga setempat mempunyai ketidaksesuaian dalam berbahasa. Hal tersebut tentu menggangu Lina dan warga setempat. Sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai suatu masalah sosial.
   
   Permasalahan sosial yang biasa terjadi pada profesi arsitektur adalah kurangnya kepekaan arsitektur terhadap lingkungan sekitar. Hal itu dapat berdampak bagi mayarakat maupun lingkungan sekitar. Arsitektur dapat saja membuat patung/simbol yang tidak disukai oleh masyarakat setempat dan tentunya akan meresahkan lingkungan sekitarnya, atau arsitektur yang tidak memikirkan keadan lingkungan dan hanya membuat lingkungan sekitarnya rusak yang dapat menimbulkan bencana, dan tentunya sekali lagi, berdampak bagi masyarakat sekitar. Sebagai contoh, kenapa Jakarta selalu terkena banjir hampir setiap tahun?
Karena perencanaan tatanan kota yang kurang terutama pada daerah resapan air. Siapakah yang harus bertanggung jawab dan menanggulangi? Tentu para perencana bangunan termasuk arsitektur.
            
   Permasalahan sosial tersebut tentunya dapat dipecahkan dengan gagasan para pakar ahli. Salah satu gagasan dari pakar ahli Norton, John (1999) :
1.    Tidak bergantung pada alat – alat yang tidak mudah tersedia;
2.    Menggunakan sumber daya yang tersedia dengan kuantitas cukup untuk memuaskan satu permintaan umum dan tidak merusak lingkungan;
3.    Menggunakan keterampilan realistis yang dikembangkan sesuai komunitas;
4.    Dapat diusahakan dalam konteks sosial ekonomi lokal;
5.    Menghasilkan satu hasil yang tahan lama;
6.    Menjawab dan melawan akibat dari iklim lokal;
7.    Menyediakan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan adat kebiasaan dan kebutuhan lokal.

   Masih banyak lagi gagasan para ahli yang memberikan pemecahan masalah sosial pada arsitektur, barusan hanyalah sebagian. Gagasan diatas dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah sosial yg bisa terjadi pada profesi arsitektur.


Referensi :

Rheza Rizqi Prawira
1TB03
26316285


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive