Sabtu, 24 September 2016

PERMASALAHAN SOSIAL : KESENJANGAN FASILITAS SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDALAMAN

PERMASALAHAN SOSIAL : KESENJANGAN FASILITAS SEKOLAH DI PERKOTAAN DAN DI PEDALAMAN

Permasalahan sosial adalah suatu masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Mengapa dapat dikatakan sebagai masalah sosial, karena berkaitan dengan gejala-gejala yang mengganggu ketentraman di dalam masyarakat.
 Menurut Martin S. Weinberg masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, antara lain adalah faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis.


                Di wilayah ini dan umumnya di hulu Bat Silaoinan (DAS Silaoinan) belum ada lembaga pendidikan. Banyak anak-anak yang setara usia SMP tidak bisa membaca dan menulis. Bahkan beberapa orang dewasa masih ada yang buta huruf. Kenyataan ini akhirnya menggerakkan para orangtua  di Silaoinan Hulu untuk mendirikan kelompok belajar untuk anak-anak mereka, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Uma (rumah adat) yang menjadi tempat tinggal Aman Saba.       
                Dalam Perkembangannya, mereka menamakan kelompok belajar ini Sekolah Hutan Sangong. Dengan adanya sekolah ini, para orang tua berharap anak-anaknya terbebas dari buta huruf dan dapat membaca, menulis dan berhitung. Pengajar Sekolah Hutan Sangong berasal dari relawan YCM Mentawai, orang tuapun juga ikut ambil peran sebagai guru. Generasi para orang tua banyak yang bisa membaca dan menulis, karena pada masa anak-anak mereka tinggal di Saliguma (desa induk) yang tersedia fasilitas sekolah dasar.
                Berawal dari keprihatinan kondisi tersebut, saya menghimbau untuk kami para calon arsitek dan para arsitek tentunya, untuk dapat berkontribusi dalam membangun tempat, akomodasi dan akses yang layak untuk para murid dan pegajar khususnya di sekolah-sekolah yang belum terjamah sepenuhnya oleh pemerintah. Setidaknya mereka mendapatkan perilakuan yang sama dengan anak-anak yang bersekolah di perkotaan, seperti akses yang mudah menuju sekolah, sekolah yang nyaman, aman dan kondusif untuk mereka menimba ilmu. Tentu hal itu dapat menunjang pembelajaran di sekolah-sekolah pedalaman, karena anak-anak tidak perlu memikirkan akses yang penuh tantangan menuju sekolah, ketahanan bangunan sekolah yang bisa saja sewaktu-waktu menimpa mereka.
                Dan tentunya hasil dari semua perhatian kita terhadap dunia pendidikan di sekolah-sekolah pedalaman tentunya akan membawa hasil yang baik untuk bangsa Indonesia kedepannya. Semoga dalam waktu kurang dari 15 tahun, perhatian kita ini dapat mengurangi jumlah anak-anak Indonesia yang buta huruf, dapat bersaing dengan pelajar-pelajar lain, dan dapat menjadi pemimpin di Indonesia dan Internasional.

Sumber :

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive