Minggu, 23 Oktober 2016

MARAKNYA KASUS PROSTITUSI YANG MENJERAT REMAJA INDONESIA


1. MARAKNYA KASUS PROSTITUSI YANG MENJERAT REMAJA INDONESIA


sumber: Google Image

Meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja atau pelajar, menimbulkan keprihatinan bagi semua kalangan. Tak sedikit kalangan remaja bisa dengan mudahnya terjerumus dalam dunia prostitusi tanpa memikirkan dampak penyakit, moral, dan psikososial yang ditimbulkan. Sifat labil remaja dan mudahnya mendapatkan uang yang cukup besar dari bisnis prostitusi ini membuat mereka mudah tergiur dan malas meninggalkan dunia hitam tersebut. Pengaruh arus globalisasi juga di yakini sebagai penyebab utama maraknya seks bebas dan prostitusi di kalangan  remaja Indonesia saat ini. Remaja yang pada dasarnya kurang memahami akan baik buruknya suatu hal dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal negatif yang timbul karena adanya arus globalisasi. Masuknya budaya barat atau westernisasi perlahan telah menggerus akar-akar budaya Indonesia yang berpegang teguh akan norma-norma yang berlaku di masyarakat, dalam hal ini nilai-nilai tentang kesusilaan di Indonesia mulai menipis. Tak heran jika kasus-kasus prostitusi anak di bawah umur semakin marak terjadi.
                                                                                                                                                                   

Kowani Cemaskan Maraknya Prostitusi Online
Senin, 20 April 2015 | 21:33

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo (Suara Pembaruan/Dina Manafe)

Jakarta - Maraknya prostitusi melalui internet (online) yang melibatkan remaja putri mengundang kekhawatiran dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Lembaga yang telah berdiri sejak 87 tahun silam tersebut mendesak pemerintah untuk segera memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Ketua Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan prostitusi online di Indonesia bukan barang baru. Selain para perempuan bebas memilih klien, para pelaku juga dengan sangat mudah menjalankan usahanya. Kini, mulai banyak prostitusi online yang dapat diakses dan diorder dengan mudah tanpa harus berada di jalanan.
Namun, penanganan terhadap fenomena ini, kata Giwo, hanya seperti memadamkan kebakaran, di mana semua pihak baru bertindak ketika terjadi kasus.
Fenomena prostitusi online baru kembali terkuak setelah kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin atau Tata Chubby (26) di sebuah kamar indekost di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Maraknya prostitusi online akhir-akhir sebagai ketidakmampuan kaum perempuan dalam aspek kehidupan apabila dibandingkan laki-laki. Perempuan yang melakukan prostitusi online tidak sedikit yang berada dalam garis kemiskinan, perilaku menyimpang ini menempatkan perempuan pada posisi tidak menguntungkan,” kata Giwo di sela-sela perayaan HUT ke-88 ketua umum Kowani ke-2 periode tahun 1978-1988, Ny. Sulasikin Moerpratomo di Kantor Kowani, Jakarta, Senin (20/4).
Menurut Giwo, terjunnya remaja ke dalam dunia prostitusi online karena banyak faktor, misalnya masalah sosial, ekonomi, pendidikan, angka putus sekolah tinggi, dan pengaruh narkoba.
Ketahanan keluarga dan pendidikan karakter di sekolah dan lingkungan masyarakat harus ditingkatkan untuk mencegah degradasi moral di kalangan remaja.
“Untuk memberantas prostitusi online di kalangan remaja tidak cukup kalau hanya pemerintah. Butuh kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat sendiri,” kata Giwo.
Menurut Giwo, pihaknya berharap prostitusi bisa dilenyapkan dari bumi Indonesia. Kalau pun tidak bisa dilenyapkan, pemerintah harus tingkatkan kontrol atau pengawasan.
Giwo mengatakan, beranggotakan 30 juta perempuan dari 86 organisasi perempuan di seluruh Indonesia , Kowani siap membantu pemerintah untuk menangani persoalan prostitusi online ini.
Melalui anggotanya yang adalah para ibu, Kowani menggalakan pendidikan keluarga untuk membangun karakter anak sejak dini.
                                                                                                                                                  
Dalam hal ini, perlu adanya kekompakan bersama semua elemen masyarakat, terutama pihak keluarga khususnya orang tua agar bisa membimbing dan mengawasi putra putrinya agar tidak terjerumus ke dalam dunia prostitusi dan seks bebas. Pihak yang turut mendukung terjaganya moral para penerus bangsa adalah masyarakat. Masyarakat memiliki andil penting dalam terjaganya lingkungan dan keadaan sosial di lingkungan para remaja. Pemerintah pun dituntut supaya benar-benar memperhitungkan segala hal yang akan terjadi. Terutama dengan merebaknya kasus yang sedang melilit moralitas para remaja.


2. PROPOSAL SOSIALISASI PENCEGAHAN PROSTITUSI DAN PENYULUHAN KESEHATAN DI KALANGAN REMAJA WANITA DI LOKALISASI KRAMAT PULO, JAKARTA



I. Latar Belakang Masalah
            
   Prostitusi di kalangan remaja kini telah menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan. Menurut berita dari detik.com (http://news.detik.com/berita/2614608/ini-data-dan-persebaran-161-lokalisasi-di-indonesia), kini terdapat 161 lokalisasi prostitusi di Indonesia dengan persebaran yang meragam. Meskipun memprihatinkan, namun sangat disayangkan apabila remaja, yang notabene belum berkembang sepenuhnya secara seksual, harus masuk ke dalam lingkungan prostitusi. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, prostitusi anak telah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan dan telah membuat ribuan remaja di DKI Jakarta terjangkit penyakit kelamin[1]. Data tersebut hanya mencakup remaja yang berada di kawasan DKI Jakarta, tentu jumlah yang tersebar di seluruh Indonesia akan lebih besar lagi.
            Motif remaja itu sendiri untuk terlibat prostitusi bermacam-macam. Selain terutama terkait masalah ekonomi, kebanyakan remaja telah terpengaruh budaya urban yang menekankan konsumerisme, sehingga banyak yang mengikuti gaya hidup yang mewah, meskipun mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Hal ini menyebabkan mereka dengan keinginan sendiri masuk ke dalam lembah hitam prostitusi, untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.[2] Selain itu, ada juga remaja yang masuk ke dalam jaringan prostitusi sebagai korban dari kasus perdagangan manusia (human trafficking). Biasanya remaja-remaja seperti ini berasal dari kawasan pedesaan, lalu diberi iming-iming oleh seorang mucikari yang menjanjikan pekerjaan yang lebih baik di kota, namun pada akhirnya malah dijual sebagai pekerja seks komersial (PSK).
            Sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab, tentu kami merasa turut serta dalam menanggulangi prostitusi secara umum dan prostitusi remaja secara khusus, dalam upaya kami untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat dan sehat secara fisik dan mental, bebas dari prostitusi. Sedangkan prostitusi sendiri secara umum dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan memperkuat pendidikan moral dan budi pekerti di lingkungan keluarga maupun sekolah, penyediaan lapangan kerja, penindakan bagi para pelaku yang mendapat keuntungan dari prostitusi (kelompok PSK sendiri umumnya dianggap sebagai korban dalam prostitusi), dan reformasi di bidang hukum untuk memperkuat larangan prostitusi, serta pembinaan terhadap para korban yang berkecimpung di bidang prostitusi[3]. Cara terakhir adalah dengan memberikan sosialisasi di bidang sosial maupun kesehatan, agar mereka dapat memahami kerugian terlibat dalam prostitusi dan berusaha untuk keluar dari sana.

II. Target dan Output
1.      Memberikan pemahaman terhadap kerugian yang timbul akibat keterlibatan dalam prostitusi.
2.      Memberi pengetahuan mengenai jaringan prostitusi dan cara-cara yang dilakukan untuk menjerat korban.
3.      Memberi penyuluhan kesehatan terkait masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat prostitusi.
4.      Memberi pelatihan kepada korban prostitusi agar dapat menjadi wiraswasta dan mendapat penghasilan alternatif selain dari bidang prostitusi.

III. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan dalam sosialisasi ini adalah presentasi yang disampaikan dalam bentuk monolog, diikuti oleh demonstrasi pencegahan penyakit yang dilakukan oleh praktisi di bidang kesehatan. Dan ditutup dengan sesi tanya jawab yang berupa dialog antara para partisipan dengan penyuluh dari bidang sosial dan kesehatan.

IV. Nama, Waktu, dan Tempat Kegiatan
Nama untuk kegiatan ini adalah:
Pencegahan Prostitusi Dan Penyuluhan Kesehatan Di Kalangan Remaja Wanita, untuk Indonesia ZERO Prostitusi”
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal   : Senin, 7 November 2016
Waktu             : pukul 08.00-12.00 WIB
Tempat            : Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Jalan Matraman Raya No.218, Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13310.

V. Sasaran Peserta Sosialisasi dan Penyuluhan
Peserta sosialisasi dan penyuluhan ini adalah para partisipan di bidang prostitusi, utamanya para partisipan di bawah umur (<17 tahun).

VI. Narasumber
1.     Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. (Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia)
2.     Dr. Monika Septianty, Sp. KK  (Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin)
3.     Kusuma (Mantan Pelaku Prostitusi)

 VII. Susunan Acara

No.
Waktu (WIB)
Kegiatan
1
08.00 - 08.15
Pembukaan
2
08.15 - 08.30
Sambutan Ketua Penyelenggara
3
08.30 - 09.30
Penyampaian Materi oleh Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd.
4
09.30 - 09.40
Pembagian Snack
5
09.40 - 10.10
Testimoni Mantan Pelaku Prostitusi oleh Kusuma
6
10.10 – 11.10
Demonstrasi Pencegahan Penyakit Menular Seksual oleh Dr. Monika Septianty, Sp. KK
7
11.10 – 11.40
Sesi Tanya Jawab
8
11.40 – 12.00
Penutupan dan Doa Bersama


VIII. Kepanitiaan
Terlampir


XI. Anggaran Biaya
Kebutuhan anggaran biaya untuk Sosialisasi Pencegahan Prostitusi Dan Penyuluhan Kesehatan Di Kalangan Remaja Wanita Di Lokalisasi Kramat Pulo, Jakarta, adalah sebesar Rp. 50.000.000,- (terbilang : Lima Puluh Juta Rupiah), rincian kebutuhan terlampir.


VIII. Epilog
            Melalui kegiatan yang akan diadakan ini, besar harapan kami agar para partisipan yang berkecimpung di bidang prostitusi dapat memahami kerugian yang tercipta dari keterlibatan di bidang tersebut, dan juga melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kesehatan mereka dapat tetap terjaga dengan baik.








sumber:


[1] http://fokus.news.viva.co.id/news/read/183151-remaja-tak-pernah-dapat-pendidikan-seks
[2] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/25/nnccst-mensos-motif-prostitusi-tak-hanya-ekonomi-tapi-penuhi-gaya-hidup
[3] http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/06/14/n754ld-ini-lima-cara-islam-atasi-masalah-prostitusi
[1] http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/06/14/n754ld-ini-lima-cara-islam-atasi-masalah-prostitusi
[1] http://fokus.news.viva.co.id/news/read/183151-remaja-tak-pernah-dapat-pendidikan-seks
[2] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/25/nnccst-mensos-motif-prostitusi-tak-hanya-ekonomi-tapi-penuhi-gaya-hidup
http://www.beritasatu.com/kesehatan/267103-kowani-cemaskan-maraknya-prostitusi-online.html
http://www.harapanrakyat.com/2016/05/prostitusi-kalangan-pelajar-di-kota-banjar-marak-sejumlah-kalangan-cemas/














Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive