1. MARAKNYA KASUS PROSTITUSI YANG MENJERAT REMAJA INDONESIA
sumber: Google Image
Meningkatnya
perilaku seks bebas di kalangan remaja atau pelajar, menimbulkan keprihatinan
bagi semua kalangan. Tak sedikit kalangan remaja bisa dengan mudahnya
terjerumus dalam dunia prostitusi tanpa memikirkan dampak penyakit, moral, dan
psikososial yang ditimbulkan. Sifat labil remaja dan mudahnya mendapatkan uang yang cukup
besar dari bisnis prostitusi ini membuat mereka mudah tergiur dan malas
meninggalkan dunia hitam tersebut. Pengaruh arus globalisasi juga di yakini
sebagai penyebab utama maraknya seks bebas dan prostitusi di kalangan remaja Indonesia saat ini. Remaja yang pada
dasarnya kurang
memahami akan baik buruknya suatu hal dapat dengan mudah terjerumus ke dalam
hal-hal negatif yang timbul karena adanya arus globalisasi. Masuknya budaya
barat atau westernisasi perlahan telah menggerus akar-akar budaya Indonesia
yang berpegang teguh akan norma-norma yang berlaku di masyarakat, dalam hal ini
nilai-nilai tentang kesusilaan di Indonesia mulai menipis. Tak heran jika
kasus-kasus prostitusi anak di bawah umur semakin marak terjadi.
Kowani Cemaskan Maraknya Prostitusi Online
Senin, 20 April 2015 | 21:33
Senin, 20 April 2015 | 21:33
Ketua
Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo (Suara Pembaruan/Dina Manafe)
Jakarta - Maraknya prostitusi melalui
internet (online) yang melibatkan remaja putri mengundang kekhawatiran dari
Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Lembaga yang telah berdiri sejak 87 tahun silam tersebut mendesak
pemerintah untuk segera memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.
Ketua Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan prostitusi online di
Indonesia bukan barang baru. Selain para perempuan bebas memilih klien, para
pelaku juga dengan sangat mudah menjalankan usahanya. Kini, mulai banyak
prostitusi online yang dapat diakses dan diorder dengan mudah tanpa harus
berada di jalanan.
Namun, penanganan terhadap fenomena ini, kata Giwo, hanya seperti
memadamkan kebakaran, di mana semua pihak baru bertindak ketika terjadi kasus.
Fenomena prostitusi online baru kembali terkuak setelah kasus pembunuhan
Deudeuh Alfisahrin atau Tata Chubby (26) di sebuah kamar indekost di wilayah
Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Maraknya prostitusi online akhir-akhir sebagai ketidakmampuan kaum
perempuan dalam aspek kehidupan apabila dibandingkan laki-laki. Perempuan yang
melakukan prostitusi online tidak sedikit yang berada dalam garis kemiskinan,
perilaku menyimpang ini menempatkan perempuan pada posisi tidak menguntungkan,”
kata Giwo di sela-sela perayaan HUT ke-88 ketua umum Kowani ke-2 periode tahun
1978-1988, Ny. Sulasikin Moerpratomo di Kantor Kowani, Jakarta, Senin (20/4).
Menurut Giwo, terjunnya remaja ke dalam dunia prostitusi online karena
banyak faktor, misalnya masalah sosial, ekonomi, pendidikan, angka putus
sekolah tinggi, dan pengaruh narkoba.
Ketahanan keluarga dan pendidikan karakter di sekolah dan lingkungan
masyarakat harus ditingkatkan untuk mencegah degradasi moral di kalangan
remaja.
“Untuk memberantas prostitusi online di kalangan remaja tidak cukup
kalau hanya pemerintah. Butuh kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat
sendiri,” kata Giwo.
Menurut Giwo, pihaknya berharap prostitusi bisa dilenyapkan dari bumi
Indonesia. Kalau pun tidak bisa dilenyapkan, pemerintah harus tingkatkan
kontrol atau pengawasan.
Giwo mengatakan, beranggotakan 30 juta perempuan dari 86 organisasi
perempuan di seluruh Indonesia , Kowani siap membantu pemerintah untuk
menangani persoalan prostitusi online ini.
Melalui anggotanya yang adalah para ibu, Kowani menggalakan pendidikan
keluarga untuk membangun karakter anak sejak dini.
Dalam
hal ini, perlu adanya kekompakan bersama semua elemen masyarakat, terutama
pihak keluarga khususnya orang tua agar bisa membimbing dan mengawasi putra
putrinya agar tidak terjerumus ke dalam dunia prostitusi dan seks bebas. Pihak
yang turut mendukung terjaganya moral para penerus bangsa adalah masyarakat.
Masyarakat memiliki andil penting dalam terjaganya lingkungan dan keadaan
sosial di lingkungan para remaja. Pemerintah pun dituntut supaya benar-benar
memperhitungkan segala hal yang akan terjadi. Terutama dengan merebaknya kasus
yang sedang melilit moralitas para remaja.
2. PROPOSAL SOSIALISASI PENCEGAHAN
PROSTITUSI DAN PENYULUHAN KESEHATAN DI KALANGAN REMAJA WANITA DI LOKALISASI
KRAMAT PULO, JAKARTA
I. Latar Belakang Masalah
Prostitusi
di kalangan remaja kini telah menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan.
Menurut berita dari detik.com (http://news.detik.com/berita/2614608/ini-data-dan-persebaran-161-lokalisasi-di-indonesia),
kini terdapat 161 lokalisasi prostitusi di Indonesia dengan persebaran yang
meragam. Meskipun memprihatinkan, namun sangat disayangkan apabila remaja, yang
notabene belum berkembang sepenuhnya secara seksual, harus masuk ke dalam
lingkungan prostitusi. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ida Bagus Nyoman Banjar, prostitusi anak telah
sampai pada tahap yang mengkhawatirkan dan telah membuat ribuan remaja di DKI
Jakarta terjangkit penyakit kelamin[1].
Data tersebut hanya mencakup remaja yang berada di kawasan DKI Jakarta, tentu
jumlah yang tersebar di seluruh Indonesia akan lebih besar lagi.
Motif
remaja itu sendiri untuk terlibat prostitusi bermacam-macam. Selain terutama
terkait masalah ekonomi, kebanyakan remaja telah terpengaruh budaya urban yang
menekankan konsumerisme, sehingga banyak yang mengikuti gaya hidup yang mewah,
meskipun mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Hal ini menyebabkan mereka
dengan keinginan sendiri masuk ke dalam lembah hitam prostitusi, untuk memenuhi
kebutuhan gaya hidup.[2]
Selain itu, ada juga remaja yang masuk ke dalam jaringan prostitusi sebagai
korban dari kasus perdagangan manusia (human
trafficking). Biasanya remaja-remaja seperti ini berasal dari kawasan
pedesaan, lalu diberi iming-iming oleh seorang mucikari yang menjanjikan
pekerjaan yang lebih baik di kota, namun pada akhirnya malah dijual sebagai
pekerja seks komersial (PSK).
Sebagai
anggota masyarakat yang bertanggung jawab, tentu kami merasa turut serta dalam
menanggulangi prostitusi secara umum dan prostitusi remaja secara khusus, dalam
upaya kami untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat dan sehat secara fisik
dan mental, bebas dari prostitusi. Sedangkan prostitusi sendiri secara umum
dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan memperkuat pendidikan moral
dan budi pekerti di lingkungan keluarga maupun sekolah, penyediaan lapangan
kerja, penindakan bagi para pelaku yang mendapat keuntungan dari prostitusi
(kelompok PSK sendiri umumnya dianggap sebagai korban dalam prostitusi), dan
reformasi di bidang hukum untuk memperkuat larangan prostitusi, serta pembinaan
terhadap para korban yang berkecimpung di bidang prostitusi[3].
Cara terakhir adalah dengan memberikan sosialisasi di bidang sosial maupun
kesehatan, agar mereka dapat memahami kerugian terlibat dalam prostitusi dan
berusaha untuk keluar dari sana.
II.
Target dan Output
1.
Memberikan
pemahaman terhadap kerugian yang timbul akibat keterlibatan dalam prostitusi.
2.
Memberi
pengetahuan mengenai jaringan prostitusi dan cara-cara yang dilakukan untuk
menjerat korban.
3.
Memberi
penyuluhan kesehatan terkait masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat
prostitusi.
4.
Memberi
pelatihan kepada korban prostitusi agar dapat menjadi wiraswasta dan mendapat
penghasilan alternatif selain dari bidang prostitusi.
III.
Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan dalam sosialisasi ini adalah
presentasi yang disampaikan dalam bentuk monolog, diikuti oleh demonstrasi
pencegahan penyakit yang dilakukan oleh praktisi di bidang kesehatan. Dan
ditutup dengan sesi tanya jawab yang berupa dialog antara para partisipan
dengan penyuluh dari bidang sosial dan kesehatan.
IV.
Nama, Waktu, dan Tempat Kegiatan
Nama untuk kegiatan ini adalah:
“Pencegahan
Prostitusi Dan Penyuluhan Kesehatan Di Kalangan Remaja Wanita, untuk Indonesia ZERO Prostitusi”
Kegiatan
ini dilaksanakan pada:
Hari,
tanggal : Senin, 7 November 2016
Waktu : pukul 08.00-12.00 WIB
Tempat : Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Jalan
Matraman Raya No.218, Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13310.
V.
Sasaran Peserta Sosialisasi dan Penyuluhan
Peserta sosialisasi dan penyuluhan ini adalah para
partisipan di bidang prostitusi, utamanya para partisipan di bawah umur (<17
tahun).
VI.
Narasumber
1.
Dr. Ir. Giwo Rubianto
Wiyogo, M.Pd. (Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia)
3. Kusuma (Mantan Pelaku Prostitusi)
VII. Susunan Acara
VIII.
Kepanitiaan
Terlampir
XI.
Anggaran Biaya
Kebutuhan anggaran biaya untuk Sosialisasi Pencegahan
Prostitusi Dan Penyuluhan Kesehatan Di Kalangan Remaja Wanita Di Lokalisasi
Kramat Pulo, Jakarta, adalah sebesar Rp. 50.000.000,- (terbilang : Lima Puluh
Juta Rupiah), rincian kebutuhan terlampir.
VIII.
Epilog
Melalui kegiatan yang akan diadakan ini, besar harapan
kami agar para partisipan yang berkecimpung di bidang prostitusi dapat memahami
kerugian yang tercipta dari keterlibatan di bidang tersebut, dan juga melakukan
langkah-langkah yang diperlukan agar kesehatan mereka dapat tetap terjaga
dengan baik.
sumber:
[1] http://fokus.news.viva.co.id/news/read/183151-remaja-tak-pernah-dapat-pendidikan-seks
[2] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/25/nnccst-mensos-motif-prostitusi-tak-hanya-ekonomi-tapi-penuhi-gaya-hidup
[3] http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/06/14/n754ld-ini-lima-cara-islam-atasi-masalah-prostitusi
[1] http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/06/14/n754ld-ini-lima-cara-islam-atasi-masalah-prostitusi
[1] http://fokus.news.viva.co.id/news/read/183151-remaja-tak-pernah-dapat-pendidikan-seks
[2] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/25/nnccst-mensos-motif-prostitusi-tak-hanya-ekonomi-tapi-penuhi-gaya-hidup
http://www.beritasatu.com/kesehatan/267103-kowani-cemaskan-maraknya-prostitusi-online.html
http://www.harapanrakyat.com/2016/05/prostitusi-kalangan-pelajar-di-kota-banjar-marak-sejumlah-kalangan-cemas/
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
0 komentar:
Posting Komentar