Minggu, 23 Oktober 2016

Merokok, Trend Pelajar yang Mengkhawatirkan

Merokok, Trend Pelajar yang Mengkhawatiran

Ketika rokok menjadi trend di kalangan pelajar, pihak sekolah mulai mengantisipasi trend ini. Banyak sekolah yang memberikan sanksi tegas terhadap pelajar yang ketahuan merokok di dalam lingkungan sekolah. Bahkan sebagian guru juga sering melakukan inspeksi ke lingkungan sekitar sekolah. Karena biasanya banyak pelajar yang merokok sembunyi-sembunyi di tempat-tempat sepi seperti kantin atau warung-warung kecil. Pada saat peraturan baru ditegakkan, mungkin cukup banyak pelajar yang menghentikan aksinya. Tapi tak lama kemudian biasanya mereka kembali merokok secara terang-terangan.

Larangan merokok di sekolah sebetulnya sudah diterapkan seketat mungkin. Tapi larangan ini hanya berlaku untuk para pelajar saja. Lalu bagaimana dengan guru? Sayangnya guru tidak dilarang dalam peraturan sekolah. Guru dibiarkan merokok di lingkungan sekolah. Ini tentu menjadi dilema bagi para pelajar. Di satu sisi mereka harus mematuhi peraturan yang berlaku. Tapi di sisi lain, mereka sebagai remaja tanggung sulit untuk menghilangkan keinginan untuk merokok, apalagi saat melihat para guru melakukannya. Mereka jadi berpikir, jika guru saja boleh meroko di dalam sekolah, kenapa murid tidak boleh. Tentunya ini menjadi hal yang harus dibenahi oleh para guru.

Keinginan untuk merokok juga dipicu oleh kebiasaan orang tua yang merokok di rumah. karena mereka sering melihat orang tua mereka merokok, maka mereka juga berpikir kalau merokok itu hal yang biasa. Kadang banyak orang tua yang melarang anak remajanya merokok, tapi mereka tidak bisa menghentikan kebiasaan merokok dalam dirinya sendiri. Maka kelakuan para orang tua juga menjadi salah satu penyebab merebaknya trend rokok di kalangan pelajar.

Untuk mengantisipasi masalah ini, sebenarnya bukan hanya para pelajar yang harus diperhatikan. Tapi juga kebiasaan para pendidik dan orang tua. Remaja yang masih memiliki sifat labil akan meniru kebiasaan orang yang lebih dewasa di lingkungannya. Jika para pendidik dan orang tua tidak bisa memberi contoh yang baik, maka jangan berharap kebiasaan meroko di kalangan pelajar bisa berkurang atau bahkan dihentikan. Walaupun mereka sudah mengerti bahaya dari rokok tersebut, tapi mereka juga sulit untuk menghilangkan kebiasaan itu.
Masih adakah orang yang peduli sekarang untuk menasehati anak didik dan guru-guru untuk tidak merokok. Terus terang bahwa merokok sebagai gaya hidup tidak memberikan manfaat apa- apa, kecuali hanya meracuni paru- paru anak anak muda. Memilih merokok sebagai gaya hidup sangat merugikan diri karena mendatangkan penyakit. Menjadi penghisap rokok hanya memberikan keuntungan bagi pemilik pabrik rokok Bukankah sudah cukup banyak jumlah orang yang meninggal karena mengalami sakit paru- paru gara- gara mejadi pencandu rokok yang hebat dalam hidupnya? Semoga ini bisa menjadi intropeksi untuk para pelajar, pendidik, dan para orang tua.

TRIBUNSOLO.COM - Seorang pelajar sudah sepatutnya menaati segala peraturan yang dibuat oleh sekolah.
Jika melanggar berarti sudah siap menerima segala konsekuensi yang diberlakukan oleh pihak sekolah.
Seperti halnya yang terjadi pada dua pelajar SMA ini.
Beberapa netizen menganggap, keduanya diketahui kedapatan merokok di toilet sekolah.
Hingga akhirnya keduanya pun mendapat sanksi.
Tidak diketahui sanksi pasti yang didapat oleh kedua pelajar ini.
Namun salah satu dari keduanya mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan bahwa baju keduanya ditempeli sebuah kertas.
Kertas tersebut bertuliskan "Saya kapok merokok di WC."

PROPOSAL SOSIALISASI PENCEGAHAN MARAKNYA PEROKOK DI KALANGAN PARA PELAJAR

I.    Latar Belakang

Di era globalisasi seperti ini, trend yang beredar di kalangan pelajar semakin beragam. Ada beberapa trend yang cukup mengkhawatirkan. Salah satunya, merokok. Kini, rokok bukan lagi barang asing di tangan pelajar. Saya bisa menjamin kalo sebagian besar pelajar pria SMP dan SMA sudah pernah mencoba merokok. Bahkan mungkin pelajar SD sudah ada yang mencobanya. Rokok dianggap bisa menjadi penghilang rasa penat dan stress untuk sebagian orang. Dan yang mengkhawatirkan, benda kecil yang satu ini bisa membuat para pelajar ketagihan layaknya narkoba. Sekali saja mencoba, maka hasrat ingin menghisap akan terus hinggap.
Sebenarnya aksi merokok di kalangan pelajar menjadi masalah yang cukup pelik bagi orang tua ataupun guru di sekolah. Biasanya pelajar yang suka merokok sering mencuri-curi waktu pada saat jam pelajaran untuk merokok di kantin sekolah. Sayangnya, para penjaga kantin juga memberikan tempat dan fasilitas yang akan memudahkan mereka melakukan aksi tersebut. Bahkan biasanya ada beberapa kantin yang menjual rokok secara sembunyi-sembunyi. Maka itu bisa menurunkan konsentrasi belajar mereka. Yang lebih mengkhawatirkan jika mereka sudah kecanduan. Maka mereka rela menghabiskan uang jajan mereka untuk membeli sebungkus rokok setiap harinya. Bahkan sebagian pelajar berani untuk melakukan hal-hal negatif untuk mendapatkan sebatang rokok.

II.     Tujuan

1.    Memberikan pemahaman terhadap kerugian merokok terutaman di lingkungan sekolah.
2.     Memberi pengetahuan kesehatan dan cara-cara yang untuk berhenti merokok
3.    Memberi penyuluhan kesehatan terkait masalah merokok

III.    Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan dalam sosialisasi ini adalah presentasi yang disampaikan dari Kapoldan Depok, diikuti oleh penyampaian pencegahan penyakit yang dilakukan oleh praktisi di bidang kesehatan. Kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab dengan murid untuk pencegahan merokok.

IV.    Nama, Waktu, dan Tempat Kegiatan

Nama untuk kegiatan ini adalah:
“Pencegahan Merokok dan Penyuluhan Kesehatan Di Kalangan Pelajar”
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal   : Rabu, 2 November 2016
Waktu             : pukul 10.00-12.00 WIB
Tempat            : Balai Kartini, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kuningan Tim., Setia Budi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950

V.    Sasaran Peserta Sosialisasi dan Penyuluhan

Peserta sosialisasi dan penyuluhan ini adalah para pelajar di tingkat SMP dan SMA dari berbagai wilayah jabodetabek yang dipilih khusus dari guru bimbingan konseling masing-masing sekolah.

VI.    Narasumber

1.    Basuki Tjahaja Purnama, (Gubernur DKI Jakarta)
2.    Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si.  (Psikologi Anak)
3.       Anies Baswedan

    VII. Susunan Acara

No.    Waktu (WIB)    Kegiatan
1    10.00-10-15    Pembukaan
2    10.15 - 10.30    Sambutan Ketua Penyelenggara
3    10.30 – 11.30    Penyampaian Materi oleh Bapak Basuki Tjahaja Purnama
5    11.30 – 12.00    Testimoni Pelajar yang Merokok di Sekolah
6    12.00 – 12.20    Demonstrasi Pencegahan Merokok oleh  Anies Baswedan dan Kak Seto
7    12.20 – 12.40    Sesi Tanya Jawab
8    12.40 – 13.00    Penutupan dan Doa Bersama

 VIII. Kepanitiaan

   1.     Susunan  Kepanitiaan


Penanggung Jawab Acara
:
Bapak Dedi Sobirin
Ketua penyelenggara
:
Riza Satria
Wakil Ketua
:
Hanif Sjahbandi
Sekretaris
:
Rifqi Maulana
Bendahara
:
1.     Eko Bayu
2.     Tri Wahyuning
Seksi Kesekretariatan
:
1.     Vania Nur
2.     Ridwan Hadi
3.     Muhammad Salman
Seksi Seminar
:
1.     Priska Dias
2.     Lazuardi Iman
3.     Alanta Tiwi Ferza
Seksi Publikasi dan Dokumentasi
:
1.     Bobby Kaisar
2.     Dzaki Alyafi
Seksi Konsumsi
:
1.     Febri Darmawan
2.     Gendrany Rara
3.     Raden Reza
Seksi Perlengkapan
:
1.     Muhammad Abdul Faqih
2.     Irfan Maulana
3.     Amar Wildan

 






































    IX. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, diharapkan dapat mengurangi permasalahan sosial di kalangan pelajar atau remaja dan bisa menambah wawasan kesehatan bagi pelajar di lingkungan mereka.

Sumber :

http://www.kompasiana.com/bellavlinder/merokok-trend-pelajar-yang-mengkhawatirkan_550e204ea33311a52dba7ee6





http://solo.tribunnews.com/2016/10/20/ketahuan-merokok-di-wc-sekolah-pelajar-ini-malah-bangga-unggah-fotonya-saat-dihukum


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive