Minggu, 09 Oktober 2016

Mengatasi Kepadatan Penduduk dan 8 Contoh Pranata Sosial


Mengatasi Kepadatan penduduk & 8 C ontoh Pranata Sosial


            Kepadatan penduduk yang kini terjadi dan mulai meningkat menimbulkan berbagai permasalahan termasuk di Ibu Kota Jakarta, mulai dari hal sandang, pangan, dan papan. Permasalahan itu harus segera di atasi agar tidak menjalar ke berbagai aspek lainnya. Dengan meningkatnya angka kependudukan lahan perkerjaanpun semakin terbatas, apalagi ditambahnya pendatang dari daerah untuk mengadu nasib di Ibu Kota ini. Kini pemerintah juga sudah berpola untuk mengatasi kepadatan penduduk yaitu dengan Progam KB yang disosialisasikan dilingkungan masyarakat. 
                                                           
A. Pengertian Kepadatan Kependudukan
            Pengertian kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah. Indonesia merupakan salah satu negara yang laju pertumbuhan penduduknya sangat pesat sehingga menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menyebabkan berbagai hal merugikan antara lain meningkatnya jumlah pengangguran karena penduduk semakin bertambah sementara kesempatan kerja tidak bertambah. Hal itu akan menyebabkan kemiskinan yang berdampak pada hal lain seperti kelaparan, menurunnya tingkat kesehatan, dan menurunnya kualitas masyarakat karena kurangnya ilmu pengetahuan. Seperti inflasi, kepadatan penduduk juga dapat digolongkan menjadi beberapa macam antara lain :
1. Aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik adalah rata-rata jumlah penduduk pada luas wilayah 1 km. Terdapat rumus untuk menghitung kepadatan penduduk aritmatik yaitu jumlah penduduk dibagi luas wilayah.
2.    Agraris
Kepadatan penduduk agraris adalah rata-rata jumlah penduduk profesi petani pada setiap satuan luas lahan pertanian. Cara menghitungnya yaitu membagi jumlah petani dengan luas lahan pertanian.
3.    Ekonomis
Kepadatan penduduk ekonomis adalah rata-rata jumlah penduduk pada setiap luas lahan produksi. Cara menghitungnya yaitu membagi jumlah penduduk dengan luas lahan produksi.
Setelah mengetahui pengertian kepadatan penduduk dan juga macam-macamnya, anda juga perlu mengetahui faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk terjadi, yaitu :
1.    Natalitas
Natalitas atau kelahiran tentunya sangat mempengaruhi kepadatan penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mencetuskan program keluarga berencana untuk mengurangi tingkat kelahiran.
2.    Iklim dan tempat
Iklim dan tempat yang strategis menyebabkan semakin banyak orang yang menghuni tempat tersebut. Tentuny hal tersebut tidak sesuai dengan luas wilayah yang tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan program urbanisasi sehingga terjadi pemerataan penduduk.
3.    Ekonomi
Jika suatu daerah menyediakan lapangan pekerjaan yang besar, maka akan banyak penduduk yang berharap untuk mendapatkan pekerjaan dan kemudian berbondong-bondong pindah ke daerah tersebut. Misalnya saja kota Jakarta yang menjadi tempat banyak orang untuk mengadu nasib.
4.    Sosial
Orang cenderung memilih untuk tinggal di tempat yang aman. Maka dari itu, tempat yang aman biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Untuk mengatasinya, negara harus meningkatkan keamanan pada berbagai tempat dengan dibantu oleh tenaga militer.
Sesuai dengan pengertian kepadatan penduduk, maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh suatu negara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu :
1.    Mengendalikan angka kelahiran
Dapat dilakukan dengan program keluarga berencana, juga penundaan usia muda untuk menikah.
2.    Pemindahan penduduk
Agar terjadi pemerataan penduduk, maka dapat dilakukan pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke yang kurang penduduk.
3.    Pemerataan lapangan kerja
Pemerataan lapangan kerja dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada pada suatu daerah. Misalkan suatu desa memiliki SDA yang tinggi, maka hal tersebut dapat diolah.
Teori- teori Kepadatan Penduduk
1. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus)
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
a. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b. Nafsu manusia tak dapat ditahan.

Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :

a. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1) Penundaan masa perkawinan
2) Mengendalikan hawa nafsu
3) Pantangan kawin

b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
1) Bencana Alam
2) Wabah penyakit
3) Kejahatan
4) Peperangan
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.

2. Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.

Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.


Pendapat Aliran Marxist :
a. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
b. Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c. Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.

3. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich) 
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.

Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.

Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
a. Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
b. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
c. Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik.

4. Teori Kependudukan Kontemporer

1). Teori Fisiologi dan sosial ekonomi
a. John Stuart Mill
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seorang tinggi ia cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup (standard of living) merupakan determinan fertilitas. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan (seperti dikatakn Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan “The niggardline of nature, not the injustice of society is the cause of the penalty attached to everpopulation (Week, 1992).


b. Arsene Dumont
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel berjudul Depopulation et Civilization. Ia melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory of social capilarity). Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang dia sendiri telah mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang. Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.

c. Emili Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992). Ia mengatakan, akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam memenangkan persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu, keadaan seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks.


Pendapat saya menganai penanggulangan Kepadatan Penduduk :
 adalah :
1.      Pemerataan Penduduk di setiap Wilayah di Indonesia
           Pemerataan penduduk di wilayah Indonesia dapat dijadikan solusi mengatasi kepadatan penduduk di kota atau wilayah tertentu di tanah air. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan program transmigrasi ke daerah yang masih miliki luas wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang masih rendah. Program ini juga perlu disertakan lapangan pekerjaan bagi calon transmigran atau pelatihan-pelatihan agar mereka punya bekal untuk hidup di lingkungan yang baru. Pengetahuan mengenai wilayah yang akan menjadi tempat transmigrasi juga perlu disosialisasikan kelebihan-kelebihannya supaya mereka nyaman dan tidak kembali lagi ke wilayah asalnya.

2.      Pembatasan Pembangunan Rumah Tinggal
(Revisi Aturan Urbanisasi)
           Pembatasan urbanisasi di wilayah yang sudah padat penduduk agar tidak membangun rumah tinggal. Hal ini dapat membantu mengurangi penggunaan lahan dan mengurangi risiko membangun rumah dilahan milik pemerintah, bantaran kali, dan di pinggir rel kereta. Mereka yang melakukan urbanisasi disarankan atau diwajibkan untuk tinggal di apartemen atau rumah susun (rusun) dan memberikan uang deposito kepada pemerintah daerah. Uang deposito ini bertujuan untuk apabila mereka terlantar dan tidak juga memiliki tempat tinggal mereka dapat dipulangkan. Apabila kepentingan pekerjaan seseorang melakukan urbanisasi, pihak kantor harus menyiapkan rumah dinas atau mess.

3.      Pemerintah Daerah Menyiapkan Tempat Tinggal
           Pemerintah daerah menyiapkan tempat tinggal di setiap wilayah administrasi. Tempat ini dikhususkan bagi pendatang. Pendatang diwajibkan untuk menyewa tempat ini sebagai tempat tinggalnya. Bangunan ini dapat berupa rumah susun (rusun), mess, kost, atau apartemen.

4.      Sosialisasi Usia Ideal untuk Menikah
           Sosialisasi usia ideal untuk menikah adalah salah satu cara untuk mengendalikan angka kelahiran dan kepadatan pendudukan di suatu wilayah. Cara ini dapat disosialisasikan di lingkungan RT, sekolah, kampus, perkantoran, rumah sakit, dan tempat perbelanjaan. Dengan demikian masyarakat akan semakin paham tentang pengendalian populasi penduduk di wilayah yang padat.

B. Delapan Bidang Pranata Sosial berserta contohnya
·      Pranata Agama dan Kepercayaan :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan beribadah dalam hubungan manusia secara vertikal terhadap Tuhan YME dan untuk memenuhi kebutuhan spiritual manusia.
Contoh : Tata cara pelaksanaan ibadah dan  upacara keagaman
·      Pranata Ekonomi :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan meterial, termasuk di dalamnya produksi, distribusi , dan konsumsi
Contoh : Penidustrian, perikanan, prtanian, petambangan, perburuan, perkoperasian, perbankan, perdagangan, dan pelayan jasa
·      Pranata Pendidikan :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengembangkan kepribadian kemampuan di dalam dan di luar sekolah. Proses ini berlangsung seumur hidup dengan berbagai norma, pengatahuan, keterampilan, dan segala aspek budaya lain yang berlaku dlam masyarakat.
Contoh :  Pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal.
·         Pranata Politik :
Bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan berbagai cara dan alat untuk mencapai tujuan bersama dalam hidup bermasyarakat yang didasari dengan ilmu kenegaraan atau tata negara.
 Contoh : Sistem kekuasaan, pemerintahan, dan partai politik.
·      Pranata Somatik :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan hidup.
Contoh : Perewatan kesehatan, kebugaran, hiburan, dan kecantikan.
·      Pranata Kesenian :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa keindahan.
Contoh : Seni suara, seni musik, seni tari,seni pahat, seni drama, seni sastra.
·       Pranata Sosial :
Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi anatar sesamanya dalam hidup bermasayarakat.
Contoh : Pernikahan sistem kekerabatan program Keluarga Berencanaan, dan sistem hukum.
·        Pranata Penelitian :
Bertujuan untuk menemukan masalah dan gejala baru tentang suatu hal, mengembangkan suatu progam atau pengetahuan, dan memuji kebeneran
Hipotesis atau dugaan sementara.
Contoh : Penelitian tentang keeftikan konservasi tata guna lahan di kota Pontianak(Kalimat Barat).
Sumber :




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive