Sejumlah siswa Sekolah Dasar saat mengunjungi
Museum Sumpah Pemuda sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda di Jakarta,
Selasa (28/10). (Suara Pembaruan/Ruht Semiono)
Semarang - Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para pemuda saat
ini ialah kebutuhan untuk membangun kehidupan yang berintegritas. "Masalah
terbesar yang dialami ialah krisis keteladanan yang bisa dijadikan sebagai
contoh panutan (role model) bagi para pemuda dalam kehidupan
sehari-hari mereka," demikian pendapat tokoh pemuda yang juga mantan
aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Theofransus Litaay kepada
SP, Selasa (28/10) pagi.
Menurut Dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW) Salatiga ini, setiap hari generasi muda Indonesia menyaksikan
kerasnya persaingan di masyarakat dan merebaknya materialisme. Hal ini
menyebabkan orang sering menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh materi
termasuk melakukan korupsi.
Ketua-bersama Pusat Studi Antikorupsi dan Good Governance
(PSAK) UKSW ini juga menyatakan, materialisme seringkali menjadi aliran yang
ditanamkan oleh generasi lama kepada generasi baru. Sehingga ukuran
keberhasilan dalam kehidupan sosial sering disamakan dengan harta kekayaan.
"Akibatnya hidup sederhana tidak menjadi orientasi masyarakat kita,"
kata dia.
Dia mengungkapkan, kesejahteraan sering dimaknai sebagai
kemewahan. Padahal kesejahteraan seharusnya dimaknai sebagai tercukupinya
kebutuhan sandang, pangan, dan papan sebagaimana dikemukakan proklamator Bung
Karno.
"Dibutuhkan usaha yang keras untuk melakukan
perubahan ini, dimulai dari lembaga pendidikan untuk menjadi garda terdepan
dalam menanamkan nilai-nilai kesederhanaan, kejujuran, dan integritas pribadi
kepada para generasi muda kita," ujar pemuda asal Maluku ini.
Kandidat Ph.D dari Darwin University Australia ini
menuturkan, bangsa Indonesia perlu sejahtera dan harus dilaksanakan dengan
jujur, dan integritas, bukan melalui hasil instan tanpa kerja keras. "Kita
perlu memenangkan jiwa-jiwa muda dari ancaraman bibit korupsi agar masa depan
bangsa ini bisa dimenangkan dan diperkuat," tegasnya.
Stefi Thenu/WBP
Suara Pembaruan
PROPOSAL SOSIALISI UNTUK MENGUBAH SUDUT PANDANG REMAJA TENTANG
KESEDERHANAAN DAN MATEREALISME
HEDONISME adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Hedonisme
merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan
tujuan hidup dan tindakan manusia.
Pasti
kita tahu tugas orang tua memang tidak pernah ada istirahatnya. Dikala kita
masih kecil orang tua tak sabar menunggu kita dewasa. Mereka berpikir jika
sudah besar beban orang tua akan menjadi ringan. Tapi ternyata tidak, bisa jadi
tanggung jawab orang tua malah semakin membesar, masalahpun bertambah banyak.
Apalagi di zaman sekarang ini, budaya hedonism semakin marak.
NAMA KEGIATAN : “MENCIPTAKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MELEK
HEDONISME”
TUJUAN :
Sosialisasi ini diadakan bertujuan untuk :
1. Memberikan
kesadaran kepada masyarakat khususnya remaja untuk tidak mengikuti gaya hidup yang
hedon.
2. Penyuluhan
Agama Islam tentang gaya hidup hedonime dan nilai-nilai kesederhanaan.
3. Mengubah
sudut pandang remaja perihal hedonisme.
4. Memberikan
kegiatan yang bermanfaat untuk para remaja.
TEMPAT,
WAKTU DAN PESERTA :
Tempat :
Balai Komando, Jalan RA. Fadillah,
Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, 13780
Waktu : 12 Agustus 2017, 10:00 s/d 13:30
Peserta : Semua umur dan kalangan
(dikhususkan remaja)
Target
peserta : max. 750 peserta
NARASUMBER :
1.
Bp. Surya
Chandra S. MPh, PhD
2.
Dr. Seto
Mulyadi, S.Psi., M.Si
SUSUNAN ACARA :
10:00 – 10:30 Sambutan
oleh ketua penyelenggara
10:30 – 11:30 Pembukaan
Seminar dengan hiburan dari Raisa
11:30 – 12:00 ISOMA
12:00 – 13:30 Seminar
oleh Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si
13:30 – 15:00 Seminar
oleh Bp. Surya Chandra S. MPh, PhD
15:00 – 15:20 ISOMA
15:20 – 15:50 Sesi
tanya jawab dan doorprize
16:00 Penutupan
MATERI : Materi yang akan
disosialisasikan adalah tentang bagaimana para remaja khususnya di Indonesia,
untuk mengubah sudut pandang atau perspektif mereka perihal gaya hidup
hedonisme untuk kembali ke gaya hidup yang mengangkat kesederhanaan. Bahwa
kebahagiaan bukan berarti kemewahan.
PENUTUP : Demikian proposal yang saya
buat untuk sosialisasi dan penyuluhan kepada remaja-remaja di Indonesia.
Harapan saya dengan terlaksana kegiatan sosialisi dan penyuluhan ini akan
mengubah sudut pandang remaja terhadap hedonisme dan dapat membuat remaja
Indonesia lebih berkarya dan produktif.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar