Pengertian Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan
suatu perbandingan antara banyaknya penduduk serta luas wilayahnya. Satuan luas
wilayah yang umumnya digunakan ialah km2 . Kepadatan penduduk pada suatu daerah
itu tidaklah sama. terdapat beberapa macam kepadatan penduduk, yakni kepadatan
penduduk aritmatik, kepadatan penduduk agraris, kepadatan penduduk fisiologis,
serta kepadatan penduduk ekonomis.
A.
Kepadatan
penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik
merupakan jumlah rata-rata penduduk yang tinggal disuatu wilayah yang luasnya 1
km2. Kepadatan penduduk aritmatik tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
rumus antara lain sebagai berikut : Kepadatan Penduduk Aritmatik(KPA) = Jumlah
Penduduk (jiwa) : Luas Wilayah (km2).
B.
Kepadatan
penduduk agraris
Kepadatan penduduk agraris
merupakan jumlah rata-rata dari penduduk yang bekerja sebagai petani pada
tiap-tiap satuan luas lahan pertanian (dalam km2). Tingkat pada kepadatan
penduduk agraris tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus antara lain
sebagai berikut : Kepadatan Penduduk
Agraris(KPA) = Jumlah Penduduk Petani (jiwa) : Luas Lahan Pertanian (km2).
C.
Kepadatan
penduduk fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis
merupakan suatu perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian.
Rumus untuk kepadatan penduduk fisiologis antara lain sebagai berikut : Kepadatan Penduduk Fisiologis(KPF) = Jumlah
Penduduk (jiwa) : Luas Lahan Pertanian (km2)
D. Kepadatan penduduk ekonomis
Kepadatan penduduk ekonomis
merupakan suatu perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan dengan
menurut kapasitas produksinya. Rumus untuk kepadatan penduduk ekonomi antara
lain ialah sebagai berikut : Kepadatan
Penduduk Ekonomi = Jumlah Penduduk (jiwa) : Luas Lahan Produksi (km2).
Penyebab
padatnya penduduk
Penyebab
padatnya penduduk adalah karna
1. Pemerintah gagal menjalankan
program KB.
2. Gagal melakukan program
transmirgasi.
3. Tidak menggunakan lahan secara
optimal.
4. Pembangunan tidak merata.
5.
Dampak dari padatnya penduduk:
1. Pengangguran dimana mana.
2. Sering terjadi tawuran.
3. Kemacetan.
4. Populasi yang tinggi.
5. Tidak ada lahan untuk bercocok
tanam.
6. Kelaparan pendudukan.
7. Kemiskinan.
8. Kurangnya lahan tempat tinggal.
9. Kurangnya pelayanan kesehatan,
meliputi : sumber air bersih, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan,
gizi yang rendah. penyakit menular, lingkungan yang tidak sehat (lingkungan
kumuh).
Cara-cara yang dapat dilakukan
untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk adalah:
1. Penambahan dan penciptaan
lapangan kerja akan mengurangi tingkat pengangguran yang berlebih. Menciptakan
lahan pekerjaan di desa atau pedalaman.
2. Meningkatkan kesadaran dan
pendidikan kependudukan, membangun partisipasi untuk terus meningkatkan
kependidikan di penduduk karna pentingnya ijazah dan wawasan yang luas.
3. Membangun sekolah bagi orang yang
kurang mampu.
4. Membatasi setiap keluarga di
Indonesia mempunyai kendaraan.
5. Menjalankan program KB dengan
tegas.
6.
Meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk Indonesia.
7. Mengurangi kepadatan penduduk
dengan program transmigrasi. Bertujuan untuk :
a.
Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b.
Pengolahan sumber daya alam.
c.
Pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
d.
Menyediakan
lapangan kerja bagi transmigran.
8. Meningkatkan produksi dan
pencarian sumber makanan.
Peranan Arsitektur dalam Permasalahan Pertambahan
Penduduk di Indonesia
Dalam
permasalahan pertambahan penduduk Arsitek berfungsi sebagai moderator untuk
duduk dalam satu meja demi terselenggaranya keinginan untuk mengatasi
pertambahan penduduk, dengan menciptakan sesuatu yaitu dengan…
1. Mendesigne rumah susun yang layak
untuk di singgahi.
2. Mendesigne rumah bagi sarana
pembelajaran bagi orang yang belum berpendidikan.
3. Mendesigne puskesmas.
4. Menggagasi pembikinan lahan
pekerjaan di desa.
5. Menggagasi pembangunan yang merata.
6. Mendesigne pembangunan dengan
rapih dan menjadikan lapangan pekerjaan.
Dengan
demikian, dibutuhkan arsitek-arsitek yang komunikatif dan peka terhadap
masalah-masalah kultural, kuat dalam penelitian lapangan serta berani
melepaskan konsep-konsep ruang yang standar dan berani mengusulkan sesuatu yang
orisinil. Pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat di
lingkungan masyarakat merupakan hal yang perlu dilakukan oleh Arsitek sebagai
dasar pijak dalam menciptakan karya arsitekturalnya.
PERANATA SOSIAL
Pranata
sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada
aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat.
Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah sebabnya
ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan.
Pranata
social menurut Koentjaraningrat (1979) adalah sistem-sistem yang menjadi
wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut
pola-pola resmi atau suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat.
Pranata
social memiliki 8 macam tujuan, diantaranya yaitu:
1. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan sosial dan kekerabatan, yaitu yang disebut kinship atau domestic
institutions.
> Contohnya : perkawinan,
pinangan, tolong-menolong antarkerabat, pengasuhan anak, sopan santun
antarkerabat, sistem istilah kekerabatan, poligami, perceraian, dan sebagainya.
2. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan
mendistribusikan harta benda atau economic institutions.
>Contohnya : pertanian,
perikanan, koperasi, dan macam-macam perdagangan.
3. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan pengetahuan dan pendidikan manusia atau educational institutions.
>Contohnya : pendidikan
masyarakat, TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, tempat-tempat kursus, dan
tempat-tempat pelatihan lainnya.
4. Pranata yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan ilmiah manusia atau scientific institutions. >Contohnya :
berbagai macam metode ilmiah dan pendidikan ilmiah lainnya.
5. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk menyatakan rasa keindahan dan rekreasi atau aesthetic and
recreational institutions.
>Contohnya: seni suara, seni
rupa, seni gerak, seni lukis, dan seni sastra.
6. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau religius
institutions.
>Contohnya : doa.
7. Pranata yang bertujuan memenuhi
kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara atau
political institutions.
>Contohnya : pemerintahan,
demokrasi, kehakiman, kepolisian, dan sebagainya.
8. Pranata-pranata yang mengurus
kebutuhan jasmani manusia atau somatic institutions.
>Contohnya : pemeliharaan
kecantikan, kesehatan, dan kedokteran.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar