Sabtu, 22 Oktober 2016

Pergaulan Bebas dan Sosialisasi Anti Pergaulan Bebas






1.     Pergaulan bebas di kalangan remaja

Banyaknya tingkah laku atau perbuatan remaja yang menyimpang dari moral sering menimbulkan kegelisahan dikalangan masyarakat, dan juga akan berdampak buruk pada generasi remaja lainnya. Penyimpangan moral tersebut dapat berwujud kenakalan atau bahkan kejahatan. Salah satu keajadian yang disebabkan oleh penyimpangan moral adalah pergaulan bebas. Pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. Sedangkan pengertian pergaulan bebas secara agama adalah proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Pergaulan bebas tertuang dalam Surat An-Nur ayat 30-31 bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Pergaulan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang individu baik pergaulan positif atau negatif. Pergaulan positif berupa kerja sama antara individu atau kelompok yang bermanfaat. Sedangkan pergaulan negatif mengarah pada pergaulan bebas yang harus dihindari oleh setiap masyarakat khususnya bagi remaja yang masih labil atau masih mencari jati dirinya dan di usia remaja lebih mudah terpengaruh serta belum dapat mengetahui baik atau tidaknya perbuatan tersebut.
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan atran-aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut :
a1.     Rendahnya tingkat pendidikan keluarga
Secara langsung pendidikan dalam ruang lingkup keluarga menjadi faktor yang sangat penting dalam perkembangan pribadi seorang remaja. Jika anggota keluarga memiliki pendidikan yang baik, terutama kedua orang tua, akan sangat berpengaruh pada pola pikir dan cara mendidik yang baik dan benar untuk anak. Orang tua yang terdidik tentu akan memiliki standar yang tinggi, memiliki aturan, dan memberikan pengertian kepada anak-anaknya tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap dan bergaul ditengah masyarakat.
b2.   Keadaan keluarga yang tidak stabil
Keluarga yang tidak stabil atau biasa di kenal dengan sebutan ‘broken home’ akan sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku anak remaja terutama pada bagian emosional. Pada usia remaja, mereka sedang mencari jati diri, dimana mereka belum mengetahui pasti harus bertindak seperti apa dan bagaimana, lalu ditambah dengan keadaan keluarga yang tidak stabil akan menambah beban pada anak, mereka akan mencari pelarian diluar rumah yang rata-rata berbau negatif seperti pergaulan bebas.

c3.   Orang tua yang tidak memperhatikan
Para orang tua boleh saja sibuk bekerja untuk mencari nafkah, tetapi jangan sampai melupakan bagian bahwa anak terutama remaja memerlukan perhatian yang jauh lebih besar. Pastikan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan adalah positif dan bermanfaat.
d4.   Lingkungan setempat kurang baik
Lingkungan juga merupakan faktor untuk membentuk kepribadian seseorang, maka sebagai remaja harus bisa memilah mana lingkungan yang baik dan mana yang tidak.
e5.   Faktor ekonomi
Dengan kondisi ekonomi yang rendah, biasanya banyak anak-anak dan remaja yang terpaksa putus sekolah, sedangkan sekolah dan pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam pembentukan karakter pada diri seseorang. Saat putus sekolah, kadang mereka terlalu bebas untuk bergaul dan memiliki ruang lingkup bergaul yang buruk.
f6.    Faktor religi
Jika dari awal anak remaja memiliki pondasi agama yang kuat, mereka akan memiliki prinsip,  takut untuk melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan, berusaha untuk menajuhi larangan-larangan yang hampir semuanya berbau negatif, dan pasti menjurus ke arah pergaulan bebas.
g7.    Pengaruh internet
Di era globalisasi ini, internet dapat di akses dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh para anak remaja yang keadaan emosinya masih sangat labil. Kondisi remaja yang masih mencari jati diri, mecari role model untuk di idolakan dan di ikuti tingkah lakunya, dan peran internet disini sangat besar, mereka dapat dengan mudah mengetahui banyak informasi dari internet.

Lalu bagaimana cara untuk meminimalisir pergaulan bebas di kalangan remaja? Hal yang paling berperan disini adalah keluarga, pendidikan, dan pondasi agama yang kuat. Maka sebaiknya kita harus meningkatkan ketiga aspek tersebut untuk dapat mengurangi pergaulan bebas yang terjadi.
 


Contoh kasus pergaulan bebas di indonesia :

Upaya KPAI mempersoalkan Awkarin dan Anya Geraldine

Karin "Awkarin" Novilda (18) dan Anya Geraldine (20), dua pesohor media sosial yang tengah naik daun.
Dengan ratusan ribu pengikut di Instagram, tiap kiriman mereka bisa disambut puluhan ribu tanda suka. Kanal YouTube mereka juga semarak. Satu video blog (vlog) minimal sudah dilihat ratusan ribu kali. Beberapa mencapai angka jutaan.
Popularitas pula yang berpotensi menjegal kedua gadis itu. Karena punya pengikut yang banyak, keduanya dianggap membawa dampak negatif kepada anak-anak. Tudingan itu datang dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI mengaku menerima banyak laporan dari para orang tua, yang khawatir dengan penyebaran konten-konten milik Awkarin dan Anya. Sehubungan kasus ini, KPAI telah bertemu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Hasil rapat dengan Kominfo beberapa waktu lalu adalah mengindikasikan konten-konten itu ada unsur pidana," kata Ketua KPAI, Asrorun Niam Sholeh, dinukil Antara News, Kamis (22/9).
Kata Niam, dua gadis pesohor itu bisa dipidanakan karena melanggar Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dan Undang-Undang No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Sayangnya, tidak ada keterangan terperinci ihwal pasal-pasal yang dilanggar.
Laporan KPAI ke Kominfo itu, ikut memunculkan wacana melakukan sensor atau blokir terhadap konten Awkarin dan Anya.
Di sisi lain, Menkominfo Rudiantara menolak berkomentar soal konten-konten kiriman Anya dan Awkarin. Dilansir detikcom (20/9), Rudiantara sekadar menyampaikan pandangan pribadi, tidak dalam kapasitasnya sebagai menteri.
"Kalau secara pribadi, bukan kedinasan ya, tidak sesuai dengan kaidah-kaidah Indonesia. Itu benar (Anya Geraldine) belum menikah dia?" kata dia. "Di agama kan ada tata krama dan tata caranya, enggak bisa berlebihan. Saya belum lihat videonya, tapi dari sisi kebudayaan dan agama harusnya tidak seperti itu."
Perlukah melakukan sensor
Pernyataan Rudiantara itu merujuk pada vlog Anya, yang dikirim pada akhir Agustus. Vlog itu merupakan dokumentasi liburan Anya dan pacarnya di Bali.
Bak pasangan yang sedang bulan madu, mereka menginap bersama di vila dan hotel nan mewah. Pun ada banyak pose intim dalam vlog itu. Mulai dari pelukan mesra, ciuman, hingga kemesraan di area kolam renang privat.
Versi panjang vlog (21 menit 14 detik) bisa dilihat di kanal YouTube milik Anya. Namun, versi pendeknya (sekitar 5 menit) kini tak lagi tersedia untuk publik. Versi pendek itu dimaksudkan sebagai pancingan (teaser), dan memang memuat lebih banyak gambar mesra.
Apa yang terekam dalam vlog Anya, tak jauh beda dengan Awkarin. Sejak beberapa bulan lalu, nama Awkarin lebih dulu mengemuka, termasuk lewat video-video yang menyajikan laku intim bersama sang pacar. Dia juga acap kali memamerkan video pesta di kelab malam--beberapa dibagikan di Snapchat. Lengkap dengan adegan meneguk minuman keras.
Sebagian netizen kerap mempermasalahkan pakaiannya yang konon seksi, hingga tutur katanya yang terdengar kasar. Walhasil, di Change.org, setidaknya ada empat petisi yang menyoal polah Awkarin.
Namun, remaja putri itu punya cara sendiri dalam menanggapi respons miring. Teranyar, Awkarin merilis video musik berjudul BAD, bersama rapper Young Lex.
BAD seolah jawaban Awkarin terhadap para pembenci (haters). "I'm bad girl. Bila kau tak pernah buat dosa silakan hina aku sepuasnya. Kalian semua suci, aku penuh dosa," demikian penggalan liriknya.
Dalam sebuah wawancara dengan Beritagar.id, Awkarin juga punya jawaban untuk para pembencinya. "Moral itu urusan manusia dan Tuhannya, bukan dengan para haters!"
Young Lex ft AwKarin - BAD ( Official Music Video Clip ) © Young Lex
Ihwal fenomena ini, komentar juga datang dari guru besar sosiologi Universitas Gadjah Mada, Prof Heru Nugroho. Menurut Heru, ada benturan antara pengaruh-pengaruh yang muncul di YouTube dengan norma-norma yang dipegang masyarakat.
Seperti dilansir detikcom, alih-alih menuntut sensor terhadap para pesohor media sosial itu, Heru menyarankan orang tua untuk lebih proaktif berkomunikasi dengan anak-anak.
"Yang terjadi kemunafikan, minta disensor. Kenyataan seperti itu, gaya hidup global dari luar sulit sekali dibendung. Sekarang tinggal di tingkat keluarga gimana mau bendung? Komunikasi kini lebih banyak pegang gadget, bukan komunikasi verbal face to face," ujar Heru.
Adapun Menkominfo Rudiantara juga mengaku kesulitan bila harus melakukan sensor atau blokir. "Ini kalau posting-an invidu, enggak bisa dipantau. Kita ini mempelototi semua, ada berapa juta orang Indonesia yang posting," kata Rudiantara, dikutip Liputan6.com.
Pun menyensor konten Anya dan Awkarin, tidak menjamin fenomena ini bakal selesai. Boleh jadi akan muncul, nama pesohor muda lain dengan bentuk-bentuk "keberanian" baru, yang mungkin juga siap disambut para penentangnya.
Catatan lain, dari linimasa Twitter, topik ini terpantau mendapat respons dari netizen. Mayoritas komentar memuat kritik atas langkah KPAI, wacana sensor, dan ancaman pidana. Berikut di antaranya.














22.   PENYELENGGARAAN SEMINAR ANTI PERGAULAN BEBAS

11.    Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini semakin modern, teknologi pun semakin canggih, salah satunya perkembangan internet yang sangat berkembang pesat. Siapa saja dapat mengakses apapun yang mereka mau dengan mudah, hal tersebut berdampak besar pada pergaulan remaja masa kini, terkadang remaja tak dapat memilih pergaulan dengan baik, tanpa sadar mereka sudah terjerumus ke dalam pergaulan ala barat. Jika sudah melampaui batas hingga terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang dapat berakibat ke arah negatif.
Untuk itu, kami menyelanggarakan seminar “Anti Pergaulan Bebas” untuk memberikan pencerahan terutama kepada para remaja bagaimana cara memilih pergaulan yang baik dan benar. Kegiatan ini dilakukan agar para remaja mengerti dampak yang akan diterima akibat pergaulan bebas
.
23.    Bentuk Kegiatan
Seminar “Anti Pergaulan Bebas”.

34.  Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
Hari : Jumat, 11 Desember 2016
Waktu : Pukul 14.00 s.d 17.00 WIB
Tempat : auditorium kampus D Gunadarma, D441.

45.  Target Peserta
500 Orang remaja dari berbagai kalangan.

56. Pantia Penyelenggara
Ketua : Ali Alfaridzi
Sekertaris : Aina Dewani
                  Nizar Zulfikar
Anggota : Dea Oktavia
                 Nabila Ayudya
                 Dinda Jesika

67. Narasumber

1)   Mochamad Ridwan Kamil, ST. MUD.
2)   Anies Rasyid Baswedan, Ph.D

78. Susunan Acara

No
Waktu
Kegiatan
1
14.00 - 14.15
Pembagian snack
2
14.15 - 14.30
Pembukaan
3
14.30 - 14.45
Pembacaan doa
4
14.45 - 15.15
Sambutan dari narasumber
5
15.15 - 16.30
acara seminar anti pergaulan bebas
6
16.30 - 17.00
kuis dan tanya jawab
7
17.00 - 17.30
penutup dan pembacaan doa


Sumber :

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive