REPUBLIKA.CO.ID,
DUMAI, RIAU -- Petugas gabungan Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Narkotika
Kota (BNK) Dumai menjaring sebanyak 16 pelajar yang kedapatan bolos jam
pelajaran sekolah dan bermain game online di dua lokasi berbeda.
Kepala Seksi Operasional Satpol PP Dumai, Nurman menyebutkan, operasi razia pelajar ini karena banyak masuk laporan ke pihaknya agar menertibkan siswa bolos dan kerap menghabiskan waktu di lokasi game online atau warung internet.
"Ada 16 pelajar sekolah menengah atas terjaring sedang asik bermain game di dua lokasi warung internet, dan selanjutnya mereka dibawa ke kantor Satpol PP," katanya kepada pers, Rabu.
Belasan pelajar terjaring operasi razia tersebut berasal dari sejumlah sekolah, yaitu, SMKN 2, SMAN 2, SMK Taruna Persada dan SMKN 4 serta SMK Erna di Kota Dumai.
Selanjutnya kepada para siswa tersebut dibuatkan kesepakatan untuk tidak membolos lagi pada saat jam pelajaran disaksikan langsung oleh pihak sekolah bersangkutan.
Pelajar terjaring itu juga didata dan diberikan pembinaan agar tidak mengulangi lagi perbuatan bolos dari jam pelajaran sekolah karena akan merugikan diri sendiri dan orangtua.
Kepala BNK Dumai Afifuddinsyah menyebutkan, operasi yang dilakukan ini merupakan tindak lanjut dari razia di sekolah karena dikuatirkan siswa berperilaku menyimpang saat membolos, seperti merokok dan menghisap aroma lem.
Dalam razia menyasar langsung ke sekolah beberapa waktu lalu, petugas mendapati pelajar membawa lem Cap Kambing yang tersimpan di dalam tas yang bisa merusak konsentrasi belajar jika dihirup.
"Terkait persoalan lem ini kita anggap cukup berbahaya bagi generasi muda, karena itu telah diusulkan peraturan daerah mengenai bahaya lem, namun pemerintah daerah hanya mengeluarkan surat edaran untuk pedagang," ungkap dia
Mengungkap Prilaku Membolos dan Faktor yang
Mempengaruhinya
By Budi Wahyono On 5:25 PM
Menurut Wikipedia, Truancy
is unapproved absence from school, usually without a parent's knowledge.
Perilaku membolos (truant behavior) adalah
pembolosan yang tidak disetujui dari sekolah,
biasanya tanpa diketahui oleh orang tua. Jadi siswa berangkat ke sekolah
tapi tidak sampai ke sekolah dengan atau tanpa alasan yang jelas.
Menurut Kristiyani
(2009) perilaku yang dikenal dengan istilah truancy ini dilakukan dengan
cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari dengan berseragam, tetapi
mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini umumnya ditemukan pada remaja
mulai tingkat pendidikan SMP.
Sedangkan menurut
Ridlowi (2009) membolos
dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat. Atau bisa juga dikatakan ketidak hadiran tanpa alasan yang
jelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa perilaku membolos adalah perilaku siswa yang tidak masuk
sekolah atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan atau dengan alasan yang
tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Faktor
Penyebab Terjadinya Prilaku Membolos
Salah satu faktor
penyebab perilaku membolos adalah terkait dengan masalah kenakalan remaja
secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga
harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu mengetahui faktor penyebab munculnya perilaku membolos tersebut.
Faktor pendukung
munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Faktor Sekolah
antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak
konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah,
guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang
bagi siswa. Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku
membolos pada remaja
2. Faktor Personal
Misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau
hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena
kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
3. Faktor Keluarga
Meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi
orang tua dalam pendidikan anak (Kearney, 2001).
Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan tidak ke
sekolah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Sebab dari
Dalam Diri Anak itu Sendiri
- Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit
- Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah
- Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temannya
- Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak
2. Sebab
dari Luar Anak
a. Keluarga
- Keadaan Keluarga --> Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah.
- Sikap Orang Tua --> Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
b. Sekolah
- Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos.
- Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.
Berdasarkan uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku membolos siswa tidak
hanya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) melainkan dapat juga
disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan keluarga.
SEMINAR ANTI BOLOS
SEKOLAH
Pendahuluan
Aksi pembolosan pelajar adalah suatu tindakan yang tidak
terdidik yang dilakukan oleh sekelompok orang yang masih berstatus sebagai
pelajar.
2. Nama kegiatan
Seminar Anti Bolos Sekolah
3. Tujuan kegiatan
Memberikan
pemahaman pada para pelajar mengenai dampak negatif
yang ditimbulkan
dari membolos sehingga diharapkan setelah mengikuti seminar ini para pelajar
tidak akan melakukan tindak pembolosan.
4. Tempat , Waktu, Dan Peserta
Tempat : Kegiatan ini di selenggarakan di auditorium
kampus D GUNADARMA
Waktu
: 29 maret 2089
Peserta : Pelajar Menengah Atas, Guru
5. Narasumber
Seto
Mulyadi
6. Susunan acara
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
|
|
1
|
09:00-09:30
|
pembukaan seminar
|
|
2
|
09:30-10:00
|
sambutan
|
|
3
|
10:00-12:00
|
pemberian materi mengenai ruginya membolos sekolah dan dampaknya
|
|
4
|
12:00-13:00
|
ISHOMA
|
|
5
|
13:15-15:00
|
Kuis dan dorprise
|
|
6
|
15:00-16:00
|
penutup
|
7. Materi seminar
Materi
yang akan dibahas dalam seminar ini adalah mengenai ruginya bolos sekolah dan penyebab
terjadinya bolos sekolah serta cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya
bolos sekolah dikalangan pelajar.
8. Kepanitiaan
a) Ketua panitia : Agus Kuncoro.
b) Wakil ketua panitia :
Agustinus Martunus Siluetuponus.
c) Sekretaris : Julaiha.
d) Bendahara : Dika
K.
e) Humas : Hana
f) Dokumentasi : Kris
g) Perlengkapan : Muhammad
Suaep
h) Pendaftaran : Sinta
sumber : http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/perilaku-membolos-dan-faktor-yang.html
0 komentar:
Posting Komentar