Permasalahan
Pemuda : Komunitas Anak Punk yang Meresahkan Warga
Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang
masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi banyak bermunculan kelompok
sosial dalam masyarakat. Kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari
beberapa anak muda yang mempunyai tujuan dan ideologi yang sama.
Dengan gaya dandanan rambut dicat dihadapkan ke atas serta memakai
anting-anting. Setiap hari mereka biasa berkumpul di pusat keramaian kota,
seperti perempatan atau pertigaan jalan, dan memiliki gaya khas tersendiri.
Namun, kadang mereka juga menempati lahan kosong maupun bangunan-bangunan yang
tidak terpakai.
Di Jakarta sudah cukup banyak yang mengikuti komunitas punk, mulai dari
usia muda hingga ada yang berusia tua. Anak punk yang berada di jalanan ada
sebagian yang masih sekolah, namun tidak sedikit pula yang tidak bersekolah.
Mereka yang tidak sekolah biasanya memang sudah lepas dari orang tua, mereka
yang benar-benar sudah terbiasa hidup di jalanan. Sehingga tidak terkontrol
sama sekali dari keluarga mereka. Banyak kegiatan yang mereka lakukan saat
berada di jalanan antara lain dengan cara mengamen, ada juga yang menjadi
pengatur jalan (polisi cepek), dan
sebagainya. Mereka melakukan semua itu hanya untuk mencari sesuap nasi, karena
dengan cara-cara itu mereka bisa mendapatkan uang.
Perilaku kehidupan komunitas punk bagi masyarakat luas dianggap sebagai
perilaku yang menyimpang identik dengan kekerasan, pengacau, berandal, dan
sebagainya. Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul karena pengaruh dari
minuman keras. Minuman keras memang tidak terlepas dari kehidupan mereka.
Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi.
Perkelahian anatar anak punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan
ketika mereka sedang berjoget di depan panggung sebuah acara musik punk.
Kekerasan saat mereka menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual
dalam komunitas punk. Saling memukul dan menendang bahkan bergulat bergulingan
menjadi hal yang biasa. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan kebebasan.
Berikut ini
terdapat berita mengenai komunitas punk yang meresahkan warga.
JAKARTA,
KOMPAS.com – Kawasan Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur marak
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Mereka memanfaatkan kemacetan
arus lalu lintas di sepanjang kawasan tersebut. Terutama mulai dari perempatan
PGC hingga depan Markas Pusdikkes TNI AD.
Pantauan
Beritajakarta.com, Selasa (14/6/2016), para pengamen jalanan bebas keluar masuk
atau naik turun angkot untuk mengamen. Mereka hanya bertepuk-tepuk tangan dan
bernyanyi ala kadarnya.
Para pengamen di
kawasan ini didominasi oleh sekelompok remaja dengan wajah yang terlihat garang
dan tubuh dipenuhi tato, mulai dari wajah, leher, dada, punggung hingga tangan
dan kaki. Modal ini pula uang digunakan merek auntuk meminta-minta dengan cara
paksa.
Warga menyebut
remaja tersebut dengan nama “anak punk”.
Irma (37) warga
Kramat Jati. “Mereka naik angkot secara silih berganti untuk mengamen. Kadang
mintanya maksa dan dari mulutnya bau alkohol. Kalau ibu-ibu yang naik ya pasti
takut dan terpaksa memberinya,” katanya. Baca selengkapnya di sini
Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut
untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa
inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Seiring dengan pesatnya perkembangan punk yang ada di Indonesia, komunitas punk
mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi,
tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu
sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengonsumsi sedikit yang ada di
dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala punk, tetapi dia tidak
idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga suka musik cengeng.
Dari contoh tersebut, komunitas punk masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap
perilaku remaja Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan tanggung
jawab terhadap kebebasan berekspresi remaja Indonesia. Maka peran orang tua dan
lingkungan mereka sangatlah berpengaruh untuk membentuk kepribadian seseorang.
Proposal
Penyuluhan Terhadap Perilaku Anak Punk
Nama dan Tema Kegiatan
“Tinjauan Kriminologi Terhadap Perilaku Anak Punk”
Tujuan Kegiatan
- Memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar tentang keberadaan komunitas punk.
- Melakukan sosialisasi kepada orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
- Melakukan sosialisasi bagaimana cara menghadapi keberadaan komunitas punk.
Peserta Kegiatan
Peserta umum dari semua kalangan dengan kapasitas 1000 orang.
Bentuk Kegiatan
Seminar yang akan diadakan secara gratis merupakan penyajian materi
dengan menghadirkan narasumber Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dan
bintang tamu Maudy Ayunda.
Waktu Kegiatan
Hari, tanggal : Minggu, 6 November 2016
Waktu : pukul 08.00 – 13.00 WIB
Tempat : Gedung Gelora Bung Karno (Jalan
Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat)
Susunan Kepanitiaan
Pembina : Fajar Nur Cahyo S.I.Kom (Dosen
Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma)
Penanggung
jawab : Fakhri Arya Pratama
Ketua
Pelaksana : Erika Budi H.
Wakil Ketua : Hardlen Crisabel
Sekretaris : Tasya Libia Roza
Bendahara : Devia Febrina dan Nisa
Amalia
Seksi Acara : Chika Hapsari dan Andhika
Pradana
Seksi
Perlengkapan : Adhika Gressa Nugraha
dan Annisa Nurbaiti
Seksi
Konsumsi : Lintang Sindu Utari
dan Rani Fitriyana
Seksi Humas : Alusiau dan Raissa Juventia
Seksi
Dokumentasi : Jasmine Bunga Mahardika
dan Riskian Putra Darsuandi
Jadual Kegiatan
Waktu
|
Kegiatan
|
Penanggung Jawab
|
08.00 – 08.30
|
Registrasi Peserta
|
Seksi Acara
|
08.30 – 09.15
|
Pembukaan
Sambutan - sambutan
|
Seksi Acara
|
09.15 – 10.45
|
Pemaparan Materi (oleh narasumber Khofifah Indar
Parawansa)
|
Moderator
|
10.45 – 11.00
|
Acoustic (Maudy Ayunda)
|
Seksi Acara
|
11.00 – 12.00
|
Tanya Jawab
|
Moderator
|
12.00 – 13.00
|
Penutupan dan Makan Siang
|
Seksi Acara
|
Sumber :
(21/10/2016,
05:56) http://megapolitan.kompas.com/read/2016/06/14/15063391/pengamen.anak.punk.resahkan.warga.di.kramatjati
(21/10/2016,
06:00) http://www.jpnn.com/read/2016/06/19/440665/Meresahkan-Warga-Anak-Punk-Bakal-Disikat-Habis-
0 komentar:
Posting Komentar