Sabtu, 22 Oktober 2016

Permasalahan Pemuda : Komunitas Anak Punk yang Meresahkan Warga


Permasalahan Pemuda : Komunitas Anak Punk yang Meresahkan Warga



     Pada masa kini dengan adanya globalisasi, banyak sekali kebudayaan yang masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi banyak bermunculan kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda yang mempunyai tujuan dan ideologi yang sama.
     Dengan gaya dandanan rambut dicat dihadapkan ke atas serta memakai anting-anting. Setiap hari mereka biasa berkumpul di pusat keramaian kota, seperti perempatan atau pertigaan jalan, dan memiliki gaya khas tersendiri. Namun, kadang mereka juga menempati lahan kosong maupun bangunan-bangunan yang tidak terpakai.
     Di Jakarta sudah cukup banyak yang mengikuti komunitas punk, mulai dari usia muda hingga ada yang berusia tua. Anak punk yang berada di jalanan ada sebagian yang masih sekolah, namun tidak sedikit pula yang tidak bersekolah. Mereka yang tidak sekolah biasanya memang sudah lepas dari orang tua, mereka yang benar-benar sudah terbiasa hidup di jalanan. Sehingga tidak terkontrol sama sekali dari keluarga mereka. Banyak kegiatan yang mereka lakukan saat berada di jalanan antara lain dengan cara mengamen, ada juga yang menjadi pengatur jalan (polisi cepek), dan sebagainya. Mereka melakukan semua itu hanya untuk mencari sesuap nasi, karena dengan cara-cara itu mereka bisa mendapatkan uang.
     Perilaku kehidupan komunitas punk bagi masyarakat luas dianggap sebagai perilaku yang menyimpang identik dengan kekerasan, pengacau, berandal, dan sebagainya. Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul karena pengaruh dari minuman keras. Minuman keras memang tidak terlepas dari kehidupan mereka.
     Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian anatar anak punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka sedang berjoget di depan panggung sebuah acara musik punk. Kekerasan saat mereka menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas punk. Saling memukul dan menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal yang biasa. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan kebebasan.
Berikut ini terdapat berita mengenai komunitas punk yang meresahkan warga.
JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur marak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Mereka memanfaatkan kemacetan arus lalu lintas di sepanjang kawasan tersebut. Terutama mulai dari perempatan PGC hingga depan Markas Pusdikkes TNI AD.
Pantauan Beritajakarta.com, Selasa (14/6/2016), para pengamen jalanan bebas keluar masuk atau naik turun angkot untuk mengamen. Mereka hanya bertepuk-tepuk tangan dan bernyanyi ala kadarnya.
Para pengamen di kawasan ini didominasi oleh sekelompok remaja dengan wajah yang terlihat garang dan tubuh dipenuhi tato, mulai dari wajah, leher, dada, punggung hingga tangan dan kaki. Modal ini pula uang digunakan merek auntuk meminta-minta dengan cara paksa.
Warga menyebut remaja tersebut dengan nama “anak punk”.
Irma (37) warga Kramat Jati. “Mereka naik angkot secara silih berganti untuk mengamen. Kadang mintanya maksa dan dari mulutnya bau alkohol. Kalau ibu-ibu yang naik ya pasti takut dan terpaksa memberinya,” katanya. Baca selengkapnya di sini
     Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi, tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengonsumsi sedikit yang ada di dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala punk, tetapi dia tidak idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga suka musik cengeng. Dari contoh tersebut, komunitas punk masih bisa dibilang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai andil dan tanggung jawab terhadap kebebasan berekspresi remaja Indonesia. Maka peran orang tua dan lingkungan mereka sangatlah berpengaruh untuk membentuk kepribadian seseorang.


Proposal Penyuluhan Terhadap Perilaku Anak Punk
Nama dan Tema Kegiatan
          “Tinjauan Kriminologi Terhadap Perilaku Anak Punk”
Tujuan Kegiatan
  1. Memecahkan masalah yang  terjadi di lingkungan sekitar tentang keberadaan komunitas punk.
  1. Melakukan sosialisasi kepada orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
  1. Melakukan sosialisasi bagaimana cara menghadapi keberadaan komunitas punk.
Peserta Kegiatan
          Peserta umum dari semua kalangan dengan kapasitas 1000 orang.
Bentuk Kegiatan
          Seminar yang akan diadakan secara gratis merupakan penyajian materi dengan menghadirkan narasumber Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dan bintang tamu Maudy Ayunda.
Waktu Kegiatan
Hari, tanggal    : Minggu, 6 November 2016
Waktu              : pukul 08.00 – 13.00 WIB
Tempat            : Gedung Gelora Bung Karno (Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat)
Susunan Kepanitiaan
Pembina                     : Fajar Nur Cahyo S.I.Kom (Dosen Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma)
Penanggung jawab      : Fakhri Arya Pratama
Ketua Pelaksana         : Erika Budi H.
Wakil Ketua               : Hardlen Crisabel
Sekretaris                    : Tasya Libia Roza
Bendahara                  : Devia Febrina dan Nisa Amalia
Seksi Acara                : Chika Hapsari dan Andhika Pradana
Seksi Perlengkapan    : Adhika Gressa Nugraha dan Annisa Nurbaiti
Seksi Konsumsi          : Lintang Sindu Utari dan Rani Fitriyana
Seksi Humas              : Alusiau dan Raissa Juventia
Seksi Dokumentasi    : Jasmine Bunga Mahardika dan Riskian Putra Darsuandi
Jadual Kegiatan
Waktu
Kegiatan
Penanggung Jawab
08.00 08.30
Registrasi Peserta
Seksi Acara
08.30 09.15
Pembukaan
Sambutan - sambutan
Seksi Acara
09.15 10.45
Pemaparan Materi (oleh narasumber Khofifah Indar Parawansa)
Moderator
10.45 11.00
Acoustic (Maudy Ayunda)
Seksi Acara
11.00 12.00
Tanya Jawab
Moderator
12.00 13.00
Penutupan dan Makan Siang
Seksi Acara



Sumber :
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive