Sabtu, 22 Oktober 2016

Tawuran Antar Pelajar



Senin, 28 Maret 2016 | 21:29  

Tawuran Antar Pelajar di Bogor, Satu Tewas
Ilustrasi Tawuran Pelajar (Suara Pembaruan/Joanito De Saojoao)
Bogor - Awal masuk sekolah setelah libur panjang diwarnai aksi tawuran antar pelajar di Jalan Raya Bogor-Jakarta KM 48 Kelurahan Nangewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (28/3). Pelajar Herdiansyah (19) tewas setelah terkena sabetan benda tajam di bagian kepala.
Kapolsek Cibinong, Polres Kabupaten Bogor, Komisaris HidaTjohyono saat dikonfirmasi menuturkan, peristiwa tawuran terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu kedua kelompok pelajar yang diduga berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan Tri Darma dan Sekolah Menengah Kejuruan Yapis bertemu di Jalan Raya Bogor.
"Mungkin di antara kelompok itu ada yang memprovokasi sehingga terjadi tawuran. Salah satu pelajar Herdiansyah terkena bacok di bagian kepalanya. Korban pun roboh dan melihat salah satu pelajar terluka tawuran pun bubar," kata Hida, Senin (28/3) malam.
Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut segera membawa Herdiansyah ke rumah sakit. Namun, luka yang cukup parah korban pun meninggal dunia. Saat ini, jenazah sudah di bawa keluarganya di Kelurahan Nangewermekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor untuk dimakamkan.
Saat ini, kata Hida, polisi masih bergerak untuk mencari para pelaku. Polisi yang sudah mengetahui identitas para pelaku tidak menemukan para pelaku penganiayaan tersebut di rumahnya.
"Beberapa yang terduga pelaku sedang kami kejar. Usai tawuran, para pelaku tidak pulang ke rumahnya. Kami masih kembangkan peristiwa ini untuk menangkap para pelaku. Beberapa saksi pun telah diperiksa dan senjata yang digunakan untuk menganiaya masih dicari," pungkasHida.
VentoSaudale/YUD
BeritaSatu.com



Tawuran sudah sangat marak terjadi pada kalangan pelajar di Indonesia saat ini, dari mulai pelajar sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama, bahkan pada pelajar tingkat sekolah dasar. Fenomena ini sangat jelas bertentangan dengan norma dan nilai dalam masyarakat. Tawuran sendiri sering kali terjadi karena adanya konflik antar perorangan yang berlainan sekolah atau kelompok-kelompok antar sekolah. Konflik yang timbul pun biasanya hanya berupa masalah kecil yang seharusnya dapat diselesaikan tanpa kekerasan.
1.             Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang berstatus sebagaipelajar.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja. Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
a. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
b. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
2.             Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a.              Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya. Di antara pelajar laki-laki, tawuran seperti sudah menjadi tradisi yang harus dilakukan. Kalau enggak tawuran, enggak jantan, enggak keren, enggak mengikutiperkembangan zaman, atau banyak lagi anggapan lain. Dan para pelajar ini cenderung senang berkelompok, mereka berkelompok karena mereka merasakan sebuah perasaan senasib. Perasaan senasib tersebut menimbulkan sebuah solidaritas masal yang sifatnya fanatis dan simbolik. Mereka yang tidak bisa memenuhi tuntutan solidaritas tidak akan terekrut dalam kelompok-kelompok yang ada. Disinilah mereka harus menunjukan jati diri eksistensi mereka. Minuman keras, narkoba, dan perkelahian bukan sekedar eksperimentasi mereka sebagai remaja melainkan juga menjadi semacam metode simbolik untuk bisa diterima oleh kelompok-kelompok yang ada. Tanpa kelompok-kelompok itu, mereka akan mengalami perasaan kesepian yang mendalam karena teralienasi baik oleh kelompok manusia dewasa maupun seusia mereka.
b.              Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1)      Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidakharmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan  yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
2)      Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan  para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya  disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3)       Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

3.      Hal yang menjadi pemicu tawuran
Fenomena tawuran yang terjadi di Indonesia beberapa pekan terakhir membuka mata kita kembali akan maraknya kekerasan dalam pergaulan sosial remaja pelajar Indonesia yang lama sempat tengelamditengah hiruk pikuk carut marut pendidikan nasional. Bila dicermati, respon masyarakat awam maupun kalangan pendidikan terhadap fenomena tawuran selalu saja mengkambinghitamkan problem-problem sosial di luar sekolah yang mempengaruhi pembentukan perilaku negatif pelajar. Disinilah letak penyimpangan intepretasi sosial yang terkadang mewujud kepada penanganan yang selama ini terbukti tidak efektif mengurangi angka kejadian tawuran pelajar di Indonesia. Seorang Psikolog tersohor, Maslow, mengkategorikan beberapa motif perilaku kepada bangunan piramida motivasi manusia. Dalam teori motivasinya, Maslow menyebutkan bahwa salah satu motivasi tindakan manusia adalah untuk memperoleh pengakuan eksistensial dari sesamanya. Disinilah titik penting yang sering terlepas dari kesadaran kritis kita dalam menyoroti fenomena tawuran antar pelajar selama ini.
            Pelajar adalah manusia yang hidup dalam situasi transisi antara dunia anak menuju dewasa. Disinilah ruang dimana seorang manusia remaja mulai menyadari kebutuhan-kebutuhan sosialnya untuk diterima sekaligus diakui oleh komunitas masyarakat disekitarnya. Ruang baru yang mereka huni tersebut terkadang menuntut hadirnya kultur solidaritas yang dalam beberapa kasus, bukan tidak mungkin, menyimpang menjadi sebuah sikap fanatisme dan vandalisme. Inilah mengapa kemunculan fenomena tawuran selalu diwarnai dengan kehadiran kelompok-kelompok vandalistik (baca: gank) yang biasanya mengundang perasaan-perasaan fanatisme berlebih dari setiap anggotanya.
            Banyak sekali alasan yang bisa menjadikan tawuran antar-pelajar terjadi. Pelajar sering kali tawuran hanya karena masalah sepele, seperti saling ejek, berpapasan di bus, pentas seni, atau pertandingan sepak bola. Bahkan, yang baru terjadi awal bulan ini, tawuran dipicu saling ejek di Facebook, yang kemudian sampai menyebabkan nyawa seorang pelajar melayang. Padahal, jejaring sosial, kan, hanya untuk havingfun, bukan untuk menjadi pemicu tawuran.
            Tak jarang disebabkan oleh hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya. Selain alasan-alasan yang spontan, ada juga tawuran antar-pelajar yang sudah menjadi tradisi.
      Di antara pelajar laki-laki, tawuran seperti sudah menjadi tradisi yang harus dilakukan. Kalau enggak tawuran, enggak jantan, enggak keren, enggak mengikuti perkembangan zaman, atau banyak lagi anggapan lain.
4.      Dampak karena tawuran pelajar
a)      Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu     cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b)       Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
c)      Terganggunya proses belajar mengajar
d)       Menurunnya moralitas para pelajar
e)      Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai



SEMINAR ANTI TAWURAN

1.      Pendahuluan
Tawuran antar pelajar adalah suatu tindakan kekerasan berupa perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang masih berstatus sebagai pelajar.
2.      Nama kegiatan
            Seminar Anti Tawuran

3.      Tujuan kegiatan
             Memberikan pemahaman pada para pelajar mengenai dampak negati
      yang ditimbulkan dari tawuran sehingga diharapkan setelah mengikuti seminar ini para pelajar tidak akan melakukan tindak tawuran.
4.       Tempat , Waktu, Dan Peserta
Tempat            : Kegiatan ini di selenggarakan di Balai Kota Bogor
Waktu             : 8 Oktober 2016
Peserta           : Pelajar Menengah Atas, Guru
                                                                             

5.      Narasumber
            Seto Mulyadi

6.      Susunan acara
No.
Waktu
Kegiatan

1
09:00-09:30
pembukaan seminar

2
09:30-10:00
sambutan

3
10:00-12:00
pemberian materi mengenai tawuran dan dampaknya


4
12:00-13:00
ISHOMA

5
13:15-15:00
pemberian materi oleh narasumber

6
15:00-16:00
penutup



7.      Materi seminar
Materi yang akan dibahas dalam seminar ini adalah mengenai pengertian tawuran, penyebab terjadinya tawuran serta cara untuk menghindari dan mencegah terjadinya tawuran antar pelajar.
8.      Kepanitiaan
a)      Ketua panitia          : Agus Julianto
b)     Wakil ketua panitia : Sandrina
c)     Sekretaris   : Annisa
d)     Bendahara  : Fauziah M.
e)     Humas        : Reza
f)      Dokumentasi          : Budianto
g)     Perlengkapan          : Muhammad Rizki
h)     Pendaftaran            : Rahmania
               
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

BTemplates.com

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive